Ahad 01 Mar 2015 15:52 WIB

Museum Irak Kembali Dibuka Setelah 12 Tahun

Rep: Gita Amanda/ Red: Esthi Maharani
Bendera Irak-Suriah/ilustrasi
Foto: whdh.com
Bendera Irak-Suriah/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, BAGHDAD -- Museum nasional Irak telah resmi dibuka kembali, di tengah upaya Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) menghancurkan artefak di Mosul. Sebelumnya museum tersebut ditutup selama 12 tahun setelah dijarah selama invasi pimpinan Amerika Serikat.

Perdana Menteri Irak Haider al-Abadi mengatakan pada Aljazirah, pembukaan museum pada Sabtu (28/2) merupakan langkah penting di tengah aksi ISIS menghancurkan patung-patung kuno di Mosul. Al-Abadi juga berjanji akan melindungi warisan negara.

Abadi memotong pita merah di Museum Irak sebagai simbol peresmian kembali museum. Para pejabat Irak mengatakan, keputusan pembukaan museum lebih awal untuk menyampaikan pesan pada militan ISIS yang menghancurkan artefak di Mosul.

Seperti dilansir The Washington Post, Sabtu, pemerintah Irak selama ini telah bertahun-tahun bekerja untuk mengembalikan sekitar 15 ribu item yang dicuri. Sekitar 4.300 diantaranya telah dikembalikan dari negara-negara seperti Lebanon, ordania, dan AS. Museum Nasional Irak akan kembali dibuka untuk umum pada Ahad (1/3).

Diantara barang-barang yang kembali ditampilkan di museum adalah vas Warka dari batu pualam putih. Benda tersebut ditemukan dari reruntuhan kota Sumeria kuno, Uruk, pada sekitar 3000 tahun sebelum masehi. Vas sempat dijarah pada 2003, sebelum akhirnya dikembalikan beberapa bulan kemudian.

Direktur Jendera Manajer Museum Irak Ahmed Kamel Mohammed mengatakan, topeng Warka juga akan menjadi salah satu benda lain yang dipamerkan. Ia menyatakan, ribuan benda yang sempat diselamatkan dari penjarahan 2003 silam selama ini disembunyikan staf museum.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement