REPUBLIKA.CO.ID, SYDNEY -- Hampir setahun sejak menghilangnya pesawat Malaysia MH370 dalam penerbangannya dari Kuala Lumpur menuju Beijing.
Hal ini memicu tanggapan misterius di zaman modern ini. Sebab, meski telah mengupayakan pencarian di udara, darat maupun laut, hingga saat ini belum juga membuahkan hasil untuk menemukan pesawat yang mengangkut 239 orang itu.
Namun demikian, baik Australia, Malaysia maupun Cina masih terus mengupayakan pencarian. Komisaris Kepala Biro Keselamatan Transportasi Australia (ATSB) Martin Dolan mengaku pihaknya masih optimis untuk menemukan MH370. Bahkan, Dolan mengaku bila sejauh ini pencarian telah mencapai 40 persen dari zona utama.
"Meskipun sesekali terhenti karena cuaca dan peralatan, pejabat percaya mereka berada di jalur untuk menyelesaikan pencarian zona utama pada bulan Mei mendatang," kata dia seperti diberitakan AP, Selasa (3/3).
Saat ditanya wartawan adakah kemungkinan bangkai pesawat di luar zona utama, Dolan mengatakan bila itu tidak mungkin. Sebab, mereka belum mampu menentukan daerah tertentu dalam zona pencarian dimana pesawat memiliki kemungkinan lebih tinggi saat menabrak.
"Petugas hanya bisa mempersempit kemungkinan kecelakaan ke 60 ribu kilometer persegi atau sekitar 23 ribu mil persegi di zona utama," ungkapnya.
Sementara itu, Menteri Transportasi Australia, Warren Truss mengatakan ada pilihan lain untuk menemukan MH370. "Salah satu pilihan termasuk memperluas pencarian di luar zona utama menjadi 1,1 juta kilometer persegi atau 425 ribu mil persegi," tambahnya.
Hanya saja, untuk melakukan hal tersebut diperlukan biaya yang lebih besar. Saat ini saja, Australia dan Malaysia masing-masing telah menyumbang 60 juta dolar untuk upaya pencarian pesawat tersebut.
Dalam waktu dekat, Truss mengatakan akan bertemu dengan Cina sebagai mitra sekaligus sokongan biaya pencarian. "Jelas, semakin banyak mitra yang kita miliki dalam pencarian, semakin besar kapasitas untuk mencari ke area yang lebih besar," kata dia.