Rabu 04 Mar 2015 11:29 WIB

Peneliti Australia: 10 Tahun Lagi Uang Kertas Akan Lenyap dari Peredaran

Red:
Di masa depan, peneliti mengatakan kita tidak perlu lagi membawa uang kertas dan koin
Foto: abc news
Di masa depan, peneliti mengatakan kita tidak perlu lagi membawa uang kertas dan koin

REPUBLIKA.CO.ID, CANBERRA -- Para peneliti dari Australian National University (ANU) mengatakan dalam waktu 10 tahun mendatang uang kertas dan koin akan lenyap dari peredaran. Pasalnya, perekonomian yang semakin banyak tidak lagi menggunakan kedua jenis uang tersebut.

Peneliti dari Fakultas Ekonomi ANU sedang mengembangkan model pembayaran digital yang akan disahkan oleh pemrintah, yang bisa digunakan lima tahun mendatang.

Direktur Fakultas tersebut, Professor  Rabee Tourky  mengatakan di masa depan, kita tidak harus lagi membawa uang kertas ke mana-mana.

"Dalam penelitian kita timbul pertanyaan, apakah uang kertas akan terus bertahan? jawabannya adalah tidak," katanya baru-baru ini.

Professor Tourky mengatakan  Bitcoins, sejenis mata uang digital yang sekarang ini sudah diperdagangkan secara elektronik menjadi inspirasi bagi usulan baru untuk menggunakan uang secara digital.

"KIta  bisa membuat pembayaran dalam jumlah yang sangat kecil, misalnya setengah sen, dan juga kita bisa membuat pembayaran dalam jumlah sangat sangat besar," katanya.

Namun menurut Professor Tourky, ada juga sisi negatifnya sehingga orang  masih enggan menggunakan Bitcoins saat ini.

"Karena orang belum percaya dan ini tidak didukung oleh pemerintah," katanya.

"Karena tidak adanya dukungan resmi, tidak ada infrastruktur keuangan yang mendukungnya. Jadi misalnya tidak ada kartu kredit Bitcoin."

Oleh karena itu, Departemennya mengusulkan agar pemerintah mengeluarkan  mata uang digital, sebagai  alternatif bagi Bitcoin, dan bisa disebut AusBit.

Professor Tourky  mengatakan AusBit akan bisa menjadi jawaban akan kekhawatiran mengenai keamanan dan proses serifikasi, karena akan mendapat dukungan dari pemerintah dan menjadi mata uang digital resmi.

Dia mengatakan model seperti ini sudah beredar di kalangan sektor keuangan selama beberapa waktu terakhir.

"Saya kira Bank Sentral Australia pasti juga sudah memikirkan hal tersebut. Masalahnya adalah semua ini harus dibahas oleh pemerintah Federal, bila mereka ingin mengawasi masalahnya dari sisi ekonomi," kata Professor Tourky.

 

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement