REPUBLIKA.CO.ID, CANBERRA -- Perdana Menteri Australia, Tony Abbott bereaksi dengan dipindahkannya anggota Bali Nine, Andrew Chan dan Myuran Sukumaran ke Nusakambangan. Padahal, Abbott masih berharap Indonesia memberikan hati dan kesempatan kedua untuk menyelamatkan Chan dan Sukumaran.
“Terus terang kami masih memberontak menghadang eksekusi tersebut, bahkan saat ini jutaan warga Australia semakin merasa kecewa,” jelas Abbott seperti dilansir Dailymail, Rabu (4/3).
Ia mengaku telah berulang kali menyerukan dan melakukan upaya diplomatik agar Indonesia tidak melanjutkan eksekusi. Bahkan, selama ini Australia telah bertahan pada harapan palsu yang diberikan Indonesia. Sebelumnya, Australia berharap banyak pada penundaan pemindahan kedua pidana pada Februari, lalu.
“Yang sebenarnya tidak ingin saya lakukan adalah bertahan pada harapan palsu yang diberikan Indonesia,” kata Abbott.
Chan dan Myuran meninggalkan Lapas Kerobokan pada pukul 07.00 pagi waktu Indonesia tengah (WITA). Keduanya tiba di Nusakambangan pada pukul 08.00 (WITA), dengan kawalan 4 pesawat tempur TNI AU.
Sekitar 200 polisi dan 50 tentara disiagakan dalam pemindahan mereka. Meskipun pihak berwenang belum mengumumkan tanggal eksekusi, namun diperkirakan terpidana mati akan diberitahu 72 jam sebelum pelaksanaan eksekusi.