Rabu 04 Mar 2015 16:35 WIB

Iran: Pidato Netanyahu Penuh Kebohongan

Rep: c07/ Red: Agung Sasongko
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu (kiri), menyampaikan pidato dalam Kongres AS di Washington, Selasa (3/3).
Foto: EPA/Shawn Thew
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu (kiri), menyampaikan pidato dalam Kongres AS di Washington, Selasa (3/3).

REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Pemerintah Iran menyebut pidato Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu dalam Kongres AS merupakan suatu kebohongan dan memaksakan agenda irasional. Pemerintah Iran pun membantah tuduhan ingin memproduksi senjata nuklir.

Pogram nuklir yang sedang dikerjakan, menurut pemerintah Iran hanya untuk kepentingan damai. Wakil Presiden Iran, Massooumeh Ebtekar mengatakan, Netanhayu sedang berusaha untuk menggagalkan negosiasi.

"Saya tidak mau memikirkan terlalu banyak. Nah, mereka [pemerintah Israel] hanya ingin berupaya agar entah bagaimana menggagalkan kesepakatan"kata Ebtekar seperti dikutip dari Aljazeera, Rabu (4/3).

"Tapi saya pikir lobi lebih logis di kedua belah pihak berharap untuk solusi,” ucapnya.

Presiden AS Barack Obama juga mengatakan tidak ada hal baru dalam pidato Netanhayu. Ia pun mengaku tidak melihat secara langsung pidato Neranhayu di Kongres AS. Presiden dari partai Demokrat itu hanya membaca transkrip pidato Netanyahu. Menurut Obama, pernyataan Netanyahu tidak ada manfaatnya.

"Sejauh yang saya tahu, tidak ada hal yang baru (Pidato Netanhayun), untuk inti masalah, yaitu mencegah Iran untuk membangun senjata nuklir yang membuatnya lebih berbahaya dan memicu tindakan yang lebih luas di kawasan itu, Perdana Menteri Netanyahu tidak menawarkan alternatif lain yang masuk akal," kata Obama di Gedung Putih, Washington.

Obama menambahkan, sampai saat ini belum ada kesepakatan yang dilakukan dengan Iran. Namun jika negosiasi ternyata berhasil, maka perjanjian itu merupakan "kesepakatan terbaik".

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement