Kamis 05 Mar 2015 00:57 WIB

Militer Irak Memblokade ISIS

Rep: Ratna Ajeng Tejomukti/ Red: Winda Destiana Putri
Pasukan ISIS
Foto: VOA
Pasukan ISIS

REPUBLIKA.CO.ID, BAGHDAD -- Ribuan tentara Irak dan pasukan militan Shi'ite berusaha memblokade ISIS di Tikrit dan kota-kota terdekat.

Komandan militer Iran Qassem Soleimani megawasi operasi hari kedua dan membantu menjadi koordinator serangan balik Irak teradap ISIS. Soleimani berada di garis depan untuk mengawasi gerakan pasukan militan Irak dalam melakukan serangan.

Dalam operasi ini mereka bergerak maju secara bertahap. Namun pergerakan mereka terhambat karena serangan bom dan penembak jitu. Hingga saat ini pasukan Irak belum berhasil memasuki Tikrit, kota kelahiran mantan presiden Saddam Hussein. Tikrit saat ini menjadi markas pusat ekstrimis ISIS.

Pasukan Irak telah menyerang selatan Tikrit. Militer dan kepolisian setempat mengatakan pasukan pemerintah telah mengepung dan menutup al-Dour. Namun pihaknya belum melancarkan serangan terhadap kota tersebut. Komandan operasi militer mengatakan telah menemukan markas ISIS di desa sebelah utara dekat Tikrit.

Soleimani mengerahkan operasi sebelah timur Tikrit, Abu Rayash. Dia ditemani dengan dua pemimpin militan Shi'ite menunjuk daerah operasi ISIS di Irak. Saat ini koalisi udara pimpinan AS sudah tidak menyerang ISIS di Irak dan Suriah. Perannya semakin lama semakin berkurang.

Menteri pertahanan AS Ash Carter mengakui Kongres AS merasa prihatin operasi ini akan meningkatkan ketegangan diantara aliran agama di dua negara ini. Pejabat militer Irak mengatakan pasukan keamanan mereka didukung oleh militan Shi'ite yang dikenal dengan Hashid Shaabi.

Dilansir dari Alarabiya Rabu (4/3) Carter mengatakan penjelasan media mengenai serangan Irak merebut kembali Mosul tidak akurat. Seharusnya masalah ini tidak dibahas secara terbuka.

Dua Senator Partai Republika John McCain dan Lindsey Graham mengirim surat ke Gedung putih (20/2) mengeluhkan serangan ke Mosul akan dilakukan April atau Mei. Serangan ini rencananya akan melibatkan 20 ribu hingga 25 ribu militer Irak dan paskan Kurdi.

Carter menjelaskan serangan Mosul hanya sebuah spekulasi. Dia menolak untuk menyebutkan kepastian serangan dilakukan.

Pasukan Irak akan masuk ke Mosul ketika mereka telah siap. Kepala Staf Gabungan Jenderal Martin Dempsey mengatakan Komando Pusat akan mengambil tindakan yang tepat setelah penyelidikan selesai.

Pengawas Pasukan AS di Timur Tengah Jenderal Lloyd Austin mengatakan tidak berkoordinasi dengan Iran dan hanya memantau kegiatan Iran melalui intelejennya. "Kami memiliki intelejen yang sangat baik, jadi aktivitas di Tikrit tidak mengejutkan," ujar Austin.

Rencananya setelah berhasil merebut Tikrit, militer Irak akan melakukan operasi perebutan kembali kota Mosul. Kota ini menjadi kota terbesar yang dikuasai oleh ISIS.

Seorang pemimpin ISIS di Tikrit selatan telah dibunuh. Petinggi ISIS lainnya pun telah mundur melalui Huweijah ke pegunungan Hamreen.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement