Jumat 06 Mar 2015 07:45 WIB

Area Kota Terlarang Beijing Diperluas

Wisatawan di Forbidden City, Beijing
Foto: Republika
Wisatawan di Forbidden City, Beijing

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING-- Area kunjung obyek wisata istana kaisar Tiongkok atau lebih dikenal dengan komplek Kota Terlarang di utara jantung Kota Beijing, kini diperluas dan akan tampil lebih modern untuk menandai 90 tahun kawasan itu pada Oktober 2015.

Selama ini kompleks istana Kota Terlarang tidak seluruhnya dibuka untuk umum. Namun pada Oktober mendatang, jumlah area yang dapat dikunjungi akan diperluas hingga 65 persen, atau meningkat 52 persen dari sebelumnya.

"Dengan diperluas akan dapat menarik banyak turis datang. Dan kami akan menambah 18 ruang pameran barang-barang bersejarah di dalam kompleks," kata kurator Shan Jixiang melalui keterangan tertulis kepada Antara di Beijing, Kamis (5/3).

Ia menambahkan, selain itu ada sekitar 80 benda antik yang belum pernah ditampilkan sebelumnya, akan diperlihatkan kepada publik. Ruang pamer yang disediakan permanen ataupun sementara nanti akan menampilkan beragam foto-foto lama tentang museum istana, atau Kota Terlarang, aneka relik, barang-barang antik dari porselen, perunggu, lukisan, kaligrafi, jade, dan rancangan arsitektur Kota Terlarang dari masa ke masa.

"Juga ada informasi tentang pemulihan dan pelestarian peninggalan budaya. Saat ini tercatat 180 juta relik yang ada di komplek ini," tutur Shang.

Pihak manajemen juga akan memasang layar digital besar di salah satu sisi luar bagian selatan komplek Kota Terlarang, yang akan menampilkan seluk beluk obyek wisata tersebut, termasuk beragam koleksi barang antik di dalamnya.

Kota Terlarang merupakan pusat kekuasaan sejak 1420 hingga 1911 dan tempat tinggal raja-raja selama Dinasti Ming dan Qing berkuasa, meliputi area seluas lebih dari 720.000 meter persegi, dengan lebih dari 9.000 bangunan, dengan luas bangunan 150.000 meter persegi. Setiap tahun tercatat 15 juta turis mengunjungi Kota Terlarang tersebut.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement