REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH -- Brigjen Saud Abdulaziz Al Zaban mengatakan Faisal Jaza Salim, sang majikan, memang memiliki sifat keras dan sedikit aneh.
Brigjen Saud langsung melacak nomor telepon Faisal dan menghubunginya, meminta agar Suwindari langsung didatangkan ke Polres Aziziah.
Tim juga melakukan investigasi mandiri untuk mengetahui lokasi rumah Faisal dan keberadaan Suwindari. Diketahui Suwindari dibawa ke sekolah tempat majikan perempuannya bekerja.
Akhirnya setelah menunggu beberapa jam, Suwindari diantar majikan perempuan dan anaknya ke Polres Aziziah tanpa sepengetahuan dan persetujuan Faisal. Upaya pembebasan Suwindari juga seru layaknya di film.
Anak majikan sempat loncat jendela masuk rumah dan membobol mobil Faisal untuk mencari dokumen Suwindari.
Brigjen Saud kemudian menyerahkan Suwindari beserta dokumennya kepada Tim dan membuatkan Surat Penyelesaian Hak-hak (Mugholashoh).
Selama bekerja, Suwindari sering minta dipulangkan namun Faisal tidak pernah mengizinkan. Pada 2012 karena mendengar ibunya jatuh sakit, Suwindari sempat akan dipulangkan. Namun karena paspornya sudah kadaluarsa dan belum dibuatkan Izin Meninggalkan Kerajaan Arab Saudi (Exit Only), Ia gagal pulang.
Saat ini Suwindari menerima seluruh gaji dan membawa barang-barang miliknya dan sementara ditampung di RUHAMA (Rumah Harapan Mandiri) yang dikelola KBRI Riyadh untuk menunggu jadwal kepulangannya ke Indonesia.
“Tadi anak perempuan majikan sambil menangis telepon saya menanyakan kenapa saya harus pergi,” ujar Suwindari yang sudah dianggap seperti saudara karena tinggal bersama selama 12 tahun dan turut membesarkannya dari Sekolah Dasar hingga kini kuliah. Ibda EL Chosal, salah satu anggota Tim KBRI lalu menimpali “Ibu kamu lebih sedih menunggu kamu pulang.”