Sabtu 07 Mar 2015 13:57 WIB

Pengobatan Tradisional Cina Mulai Populer di Palestina

Pengobatan alternatif, ilustrasi
Pengobatan alternatif, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, RAMALLAH -- Suheir Subhi akhirnya terbebas dari nyeri kronis di leher dan pundaknya. Dia sembuh berkat ramuan yang berasal dari jarak ribuan mil dab berumur ratusan tahun.

Pegawai berusia 40 tahun tersebut adalah salah seorang pasien yang menerima pengobatan dari Ousama Habiballah. Habiballah adalah orang Palestina pertama dan satu-satunya di Ramallah, Tepi Barat Sungai Yordania yang telah mendapatkan pelatihan formal pengobatan tradisional Cina.

Selama hampir dua bulan Habiballah memberi Subhi pengobatan akupunktur, bekam dan terapi pijat selama 40 menit setiap sesi pengobatan di tempat praktiknya. Tempat praktiknya hanya memiliki satu ruangan.

Pengobatan kombinasi tersebut membantu merangsang peredaran darah dan aliran chi atau energi penting. Perpaduan tersebut memulihkan keseimbangan tubuh Subhi sehingga mengurangi nyeri dan kelelahan.

"Saya merasa lebih rileks dan merasa ketegangan berkurang jauh. Otot saya lebih rileks, pundak lebih rileks dan tengkuk lebih lentur. Saya merasakan perbedaan besar," kata Subhi setelah menjalani pengobatan.

Habiballah yang berusia awal 30-an, lulus dari University of Traditional Chinese Medicine di Beijing pada 2011. Ia rata-rata menerima enam pasien setiap hari praktik.

Ia telah menjalani kegiatannya selama hampir tiga tahun dan memulai praktik pengobatan sekitar pukul 10.00 sampai 19.30 waktu setempat, hampir sepanjang pekan.

Selama beberapa hari, ia pergi ke Yerusalem Timur untuk bekerja di satu klinik yang didedikasikan pada pengobatan tradisional. Di ruang praktiknya, Habiballah mengatakan impiannya ialah membuka satu pusat lengkap bagi pengobatan Cina di Palestina.

"Saya kira pusat ini dapat mendorong metode terapi Cina untuk menghilangkan penyakit. Itu dapat menjadi pusat bagi orang sehat juga, yang menawarkan pelatihan seni beladiri, teknik menghilangkan stres dan bahkan obat herbal," kata Habiballah.

Namun saat ini, ia tidak memberikan obat herbal buat pasiennya. Menurut Habiballah, kondisi ekonomi yang buruk dan situasi politik yang tegang adalah pangkal tingginya stres dan tekanan darah tinggi warga Palestina.

Ia juga mengatakan sebagian gaya hidup buruk di kalangan masyarakat modern akibat eningkatnya penggunaan tekonologi di seluruh dunia sebagai penyebab timbulnya stres dan tekanan darah tinggi.

"Orang menghabiskan lebih banyak waktu di depan komputer dan telepon pintar sehingga menimbulkan stres dalam hidup mereka," katanya.

Dia menambahkan, kurangnya olah raga di kalangan sebagian orang Palestina juga dapat menambah parah masalah kesehatan mereka.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement