Ahad 08 Mar 2015 02:40 WIB

Pejabat Cina: Hijab Menandakan Keterbelakangan Masyarakat

Rep: C14/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Muslimah Cina.
Foto: IST
Muslimah Cina.

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING – Kerudung, hijab, maupun bentuk penutup kepala lainnya dilarang dipakai di daerah Xinjiang, Cina. Hal itu dikatakan pemimpin Partai Komunis Cina di Kashgar, sebuah kota yang disebut pemerintah Cina sebagai “garda terdepan melawan ektremis keagamaan. Demikian dilansir Firstpost, Sabtu (7/3).

Zeng menambahkan, pakaian Islami semisal hijab maupun kerudung jelas menandakan keterbelakangan masyarakat. Untuk itu, lanjutnya, pemerintah Cina merasa perlu melarang pakaian demikian agar masyarakat maju dan modern.

“Kota Kashgar adalah yang terdepan untuk mengatasi terorisme di Xinjiang,” tegas Zeng Cun.

Pemerintah Beijing sendiri telah mencanangkan, dampak ISIS bisa masuk ke Negeri Tirai Bambu itu melalui Xinjiang. Pasalnya, daerah itu berbatasan langsung dengan negara-negara sarat konflik keagamaan, seperti Pakistan dan Afghanistan.

Hanya saja, kebijakan Beijing yang menyamakan pakaian Islami dengan label terorisme dikritik banyak kalangan pejuang HAM.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement