Ahad 08 Mar 2015 08:33 WIB

Strategi FBI Menyusup ke Dalam Masjid

Rep: C83/ Red: Angga Indrawan
Muslim Amerika Serikat (ilustrasi)
Foto: AP/Sue Ogrocki
Muslim Amerika Serikat (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Seorang warga california, Craig Monteilh memaparkan cara FBI menyusup ke Masjid selama bertahun-tahun. Monteilh ialah seorang informan FBI yang memata-matai Muslim yang tidak bersalah dalam upaya menjebak mereka ke dalam retorika ekstrimis.

"FBI membayar saya untuk menyusup Masjid di Los Angeles dan Orange County di California Selatan, sebagai operasi pengawasan yang sangat luas untuk memberi mereka informasi pribadi Muslim," ujar Monteilh dilansir onislam (5/3).

Ia mengaku direkrut oleh FBI dari Juli 2006 sampai Oktober 2007. Dalam Operasi Flex, Monteilh mengatakan ia menempatkan alat perekam di kantor imam dan seorang siswa Muslim.

Dalam menjadi informan ia mendapatkan pelatihan intensif, di mana ia belajar untuk berpura-pura menjadi Muslim. Setiap bulannya, Monteilh mendapat bayaran sejumlah 11 ribu USD.

"FBI melatih saya dalam ajaran Islam, dalam prinsip-prinsip dasar dari bahasa Arab, dan hanya untuk berbaur dengan masyarakat dan perlahan-lahan mengintegrasikan diri sebagai laki-laki Muslim," katanya.

Awalnya ia berpikir tugas yang dilakukan merupakan tugas seorang pejuang FBI. Namun, ia memutuskan untuk berhenti karena menyadari bahwa ia telah memata-matai orang yang tidak bersalah.

"Mereka tidak menganut retorika teroris, tapi aku masih memata-matai mereka dan memberikan FBI informasi yang mereka inginkan," kata dua.

Kasus Monteilh bukanlah yang pertama untuk mengungkapkan taktik FBI mengirim informan ke masjid. Pada 2009, kelompok Muslim mengancam akan menangguhkan semua kontak dengan FBI atas pengiriman informan ke Masjid.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement