REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Iran takkan membiarkan kemampuan pertahanannya, termasuk kekuatan rudalnya dimasukkan dalam pembahasan pembicaraan nuklir yang sedang berlangsung.
"Angkatan Bersenjata, pemerintah dan rakyat Iran, semuanya percaya kemampuan pertahanan negeri ini, terutama kemampuan balistik. Hal itu takkan pernah dirundingkan sama sekali," kata Komandan Korps Pengawal Revolusi Islam (IRGC) Brigadir Jenderal Amir-Ali Hajizadeh, Ahad (8/3).
Dia menambahkan pesan tersebut harus dimengerti oleh negara penggertak yang mengajukan tuntutan yang berlebihan. Hajizadeh mengatakan hal tersebut dalam satu upacara untuk mengumumkan rudal jarak jauh baru yang diberi nama Soumar.
Pada Februari, perunding senior Iran Abbas Aragchi mengatakan negaranya takkan pernah membiarkan industri rudalnya menjadi satu agenda pembicaraan nuklir.
"Program rudal Iran sepenuhnya bersifat pertahanan dan Iran percaya masalah pertahanannya tak bisa dirundingkan sama sekali. Iran takkan membahas masalah ini dengan pihak asing manapun," kata Aragchi.
Presiden Iran Hassan Rouhani musim panas lalu mengatakan program militer Iran dilandasi doktrin pertahanan. Iran Teheran takkan pernah meminta siapapun mengambil keputusan mengenai program pertahanan negeri itu.