REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Luar Negeri mengirimkan tim khusus ke Turki untuk melacak keberadaan 16 warga negara Indonesia (WNI) yang hilang di negara itu.
"Sudah ada tim dari Indonesia yang ke sana untuk membantu pihak keamanan Turki (mencari WNI yang hilang)," kata Juru Bicara Kemlu RI Arrmanatha Nasir di Jakarta, Senin (9/3).
Menurut Arrmanatha, kasus hilangnya belasan WNI di Turki bukanlah perkara mudah untuk diatasi sehingga pencarian keenam belas WNI itu membutuhkan kerja sama yang baik antar banyak pihak.
Dia mengatakan tim khusus yang dikirim ke Turki akan memberikan latar belakang 16 WNI kepada otoritas dan pihak berwenang di Turki untuk memudahkan pencarian.
"Turki bukan negara kecil. Turki itu luasnya 770.000 kilometer persegi, di sana banyak pegunungan dan area yang cukup sulit. Jadi, apabila ada orang yang tidak ingin dicari atau diketahui keberadaannya, itu gampang bersembunyi di sana," ujar dia.
Pihak Kemlu pun menegaskan tidak ingin berspekulasi tentang alasan atau tujuan 16 WNI itu memisahkan diri dari rombongan tur, dan upaya pencarian memang masih berlangsung sampai sekarang.
"Kemlu enggan berspekulasi apa tujuan dari 16 WNI sengaja memisahkan diri. Termasuk dugaan bahwa kelompok ini masuk menuju Suriah untuk bergabung bersama ISIS," kata dia.
"Semua masih dalam proses investigasi. Kami juga belum tahu apa motif mereka memisahkan diri. Kita tak mau berspekulasi karena masih dalam proses investigasi," lanjut Arrmanatha.
Sementara itu, Direktur Perlindungan WNI dan Badan Hukum Indonesia (PWNI-BHI) Kemlu RI Lalu Muhammad Iqbal menyampaikan bahwa sampai sekarang belum ada anggota keluarga dari 16 WNI yang hilang di Turki yang melaporkan tentang kehilangan.
"Sampai hari ini kita belum menerima pengaduan dari keluarga keenam belas WNI yang hilang di Turki," kata dia.
Senada dengan Arrmanatha, Iqbal mengatakan pihak Kemlu belum mengetahui penyebab hilangnya 16 WNI di Turki, dan belum bisa memastikan kabar tentang kepergian para WNI itu ke Suriah untuk bergabung dengan kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).
"Kami dari Kemlu belum bisa melompat ke kesimpulan bahwa mereka akan ke Suriah. Bahkan, kami belum bisa memutuskan apakah kasus ini ada hubungannya dengan radikalisasi atau tidak," ujar dia.
Sejauh ini, Interpol Indonesia telah menyurati sejawatnya di Turki terkait pencarian terhadap 16 WNI yang menghilang pada 24 Februari 2015 di negeri tersebut.
"Kami sudah menyurati interpol Turki," kata Ses National Central Bureau (NCB) Interpol Indonesia, Brigjen Setyo Wasisto.
Menurut dia, surat tersebut telah dilayangkan ke Interpol Turki minggu lalu, namun belum ada jawaban.
Sebelumnya, 24 WNI pergi berwisata ke Turki menggunakan biro jasa perjalanan Smailing Tour. Kemudian 16 diantaranya memisahkan diri dari rombongan.
Keenam belas WNI itu sebagian besar berasal dari Surabaya dan Surakarta. Begitu tiba di bandara di Istanbul, 16 WNI itu memisahkan diri dari kelompok tur dan tidak ikut ke tempat wisata yang telah direncanakan.