REPUBLIKA.CO.ID, GAZA CITY -- Agresi terakhir yang dilancarkan militer Israel dengan skala besar ke Jalur Gaza membuat lebih dari 34 ribu perempuan Palestina kehilangan tempat tinggal, kata satu kelompok hak asasi manusia yang berpusat di Jalur Gaza.
Rakyat Palestina di Tepi Barat Sungai Jordan dan Jalur Gaza memperingati Hari Perempuan Internasional pada Ahad (8/3), di tengah seruang mengenai pemberdayaan perempuan, perlindungan buat mereka, diakhirinya pendudukan militer Israel dan berdirinya Negara Palestina Merdeka dengan Jerusalem Timur sebagai Ibu Kotanya.
Pusat Al-Mezan bagi Hak Asasi Manusia, yang berpusat di Jalur Gaza, mengatakan, "Pembantaian Israel tahun lalu ke Jalur Gaza telah mengakibatkan 34.697 perempuan Palestina kehilangan tempat tinggal, sementara 791 orang Palestina lagi kehilangan pasangan mereka dan 600 lagi menderita keguguran." "Israel melakukan kejahatan perang terhadap perempuan Jalur Gaza tahun lalu," kata laporan tersebut.
Menurut pemantauan dan dokumentasi, operasi yang dilancarkan oleh pusat itu, agresi militer Israel pada musim panas lalu ke Jalur Gaza telah menewaskan 293 perempuan. Rumah 34.697 perempuan yang terusir tersebut hancur, sementara 2.604 rumah lagi milik kaum perempuan diratakan dengan tanah oleh pasukan Israel, kata laporan itu.
Pusat tersebut mendesak kelompok hak asasi manusia internasional agar mendukung perempuan Jalur Gaza dan melindungi mereka dari pelanggaran Israel. Agresi Israel juga membuat banyak perempuan Palestina menjadi janda. Menurut data Biro Pusat Statistik Palestina, 6,1 persen perempuan di masyarakat Palestina adalah janda.
Dalam agresi terakhir militer Israel yang berlangsung selama 50 hari, sebanyak 2.200 orang Palestina tewas dan lebih dari 11 ribu orang lagi cedera. Dan menurut data resmi Kementerian Kesehatan Palestina, di antara korban terdapat perempuan dan anak kecil, serta pemuda, sebagian baru saja menikah.
Sementara itu, Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) mendesak masyarakat internasional agar membantu melindungi perempuan Palestina "yang terus menderita di bawah penindasan pendudukan Israel".
Anggota Komite Eksekutif PLO Hanan Ashrawi mengatakan di dalam satu pernyataan yang dikirim melalui surel bahwa perempuan Palestina "adalah mitra integral dalam pembangunan Negara Palestina dan terus memberi sumbangan bagi pembangunan masyarakat Palestina".
Pada Sabtu (7/3), puluhan perempuan Palestina berpawai di bundaran utama Tentara Tak Dikenal di Kota Gaza. Mereka membawa spanduk yang menyerukan dipertahankannya hak asasi perempuan Palestina di Wilayah Palestina, terutama di Jalur Gaza, dan diakhirinya pendudukan Israel.