REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Sebuah surat yang dikirimkan oleh Kongres AS ke pemerintah Iran dinilai 'mengganggu' pembicaraan nuklir yang sedang berlangsung, demikian pernyataan Gedung Putih. Surat lima paragraf, yang ditandatangani 47 senator Republik mengingatkan, Iran terkait kesepakatan apapun hanya sebuah kesepakatan eksekutif, kecuali mendapat persetujuan Kongres AS.
Pembicaraan mengenai program nuklir Iran berada pada tahap kritis, dengan perjanjian di ujung tanduk. Itu lantaran pembicaraan tersebut jatuh tempo pada 31 Maret. Pada tanggal 3 Maret, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan kepada Kongres bahwa kesepakatan yang ada bisa 'membuka jalan Iran mengembangkan senjata pemusnah masal'.
Dalam surat mereka kepada Iran, para senator menyarankan agar para pemimpin negara 'mungkin tidak sepenuhnya memahami sistem ketatanegaraan kita'. Mereka mencatat bahwa kesepakatan apapun tanpa dukungan mereka akan ada semata-mata antara Presiden AS Barack Obama dan Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Khamenei.
Surat itu datang setelah Kongres mengundang Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu untuk mengatasi isu pembicaraan nuklir Iran pada pekan lalu. Langkah yang diperoleh Gedung Putih adalah ketidaksetujuan Kongres untuk berkonsultasi dengan mereka terlebih dahulu.
Pada November lalu, Partai Republik memenangkan kendali atas kedua majelis Kongres, yang itu berarti memberi mereka kekuatan yang signifikan untuk mengontrol kebijakan Obama, demikian laporan BBC.