Selasa 10 Mar 2015 12:31 WIB

Selandia Baru Diancam Susu Formula Terkontaminasi Pestisida

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Winda Destiana Putri
Bendera Selandia Baru
Foto: Annhira.com
Bendera Selandia Baru

REPUBLIKA.CO.ID, SELANDIA BARU -- Polisi Selandia Baru melakukan investigasi terkait ancaman seorang tidak dikenal untuk meracuni susu formula bayi perusahaan Fonterra, Selasa (10/3). Ancaman ini muncul seiring kampanye menghentikan penggunaan pestisida tipe 1080 di pertanian Selandia Baru.

Polisi Selandia Baru mengatakan sebuah surat tak bernama diterima Federasi Petani dan Fonterra pada November 2014. Surat juga berisi sebungkus kecil susu bubuk. Berdasarkan pengujian, susu tersebut positif mengandung pestisida 1080 (sodium monoflouroacetate).

Surat berisi ancaman akan meracuni susu formula Fonterra dan lainnya dengan 1080, kecuali Selandia Baru berhenti menggunakannya sampai akhir Maret 2015. 1080 biasa digunakan untuk mengendalikan hama tanaman.

"Kami telah menguji lebih dari 40 ribu susu dan sampel produk, hingga saat ini tidak ada kontaminasi 1080," kata Kementerian untuk Industri Utama Selandia baru dalam pernyataan, dikutip ABC. Model keamanan pangan Selandia Baru adalah salah satu yang terbaik di dunia.

Selandia Baru adalah eksportir utama produk dairy di dunia. Perdana Menteri John Key mengatakan kemungkinannya sangat kecil seseorang meracuni susu ditingkat manufaktur. "Prioritas utama polisi adalah untuk melakukan investigasi dan melindungi rantai pasokan industri," kata Key.

Wakil Komisioner Operasi Nasional dengan Polisi, Mike Clement mengatakan ancaman tersebut mungkin hoax tapi harus ditanggapi secara serius. Kepala eksekutif Fonterra, Theo Spierings mengatakan ancaman itu menargetkan Selandia baru secara keseluruhan dan industri dairy.

Spierings mengatakan Fonterra telah melakukan uji independen sejak pertengahan Januari pada semua tanki susu. "Kami bisa meyakinkan pelanggan kami bahwa susu dan produk Fonterra aman dan berkualitas tinggi. Rantai pasokan kami terus berlanjut dan sekelas dunia," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement