REPUBLIKA.CO.ID, BRUSSELS -- Parlemen Eropa mengumumkan mereka telah mengadukan penyimpangan keuangan yang mungkin dilakukan Front Nasional (FN) sayap kanan Partai Prancis untuk gaji yang dibayarkan kepada asisten parlemen Uni Eropa (UE).
Dalam sebuah pernyataan, Senin (9/3), Presiden Parlemen Eropa Martin Schulz telah menginformasikan Kantor Antipenipuan Eropa (OLAF) mengenai dugaan penipuan. Menurut sumber parlemen, jumlah uang penipuan tersebut mencapai 7,5 juta euro (8,1 juta dolar AS).
Schulz juga menulis kepada Menteri Kehakiman Prancis Christiane Taubira untuk menyampaikan kecurigaannya. Pernyataan itu menekankan para asisten parlemen yang menerima upah dari Parlemen Eropa harus bekerja secara langsung untuk anggota parlemen.
"Ini bukan keputusan parlemen untuk menarik kesimpulan. Ini merupakan keputusan OLAF dalam kapasitasnya sebagai lembaga antipenipuan Uni Eropa," kata juru bicara Parlemen Eropa Jaume Duch.
Kepala Front Nasional Marine Le Pen di Twitter mengumumkan niatnya untuk mengajukan keluhan atas tuduhan palsu itu.
"Pada dasarnya, Schulz benar. Asisten kami tidak bekerja untuk UE tetapi menentangnya," ujar wakil presiden Front Nasional Florian Philippot dalam akun Twitternya. Dia menegaskan kasus itu palsu.
Saat ini, OLAF harus memutuskan apakah akan memulai penyelidikan atau tidak karena itu akan menjadi proses yang memakan waktu beberapa bulan.