Selasa 10 Mar 2015 20:13 WIB

Partai Republik Kirim Surat Terbuka untuk Iran

Rep: Gita Amanda/ Red: Karta Raharja Ucu
Logo Partai Republik AS
Foto: althistory.wikia.com
Logo Partai Republik AS

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Sebanyak 47 senator Partai Republik mengirimkan surat terbuka untuk Iran, Senin (9/3). Dalam suratnya, mereka memperingatkan para pemimpin Iran jika kesepakatan dengan Presiden Barack Obama hanya akan berlangsung selama ia menjabat.

Dalam surat terbukanya, senator mengatakan Kongres berperan dalam meratifikasi perjanjian internasional. Menurut mereka, kesepakatan yang tak disetujui Kongres hanya akan menjadi kesepakatan eksekutif yang bisa dicabut. Intervensi partisipan yang tak biasa ini dinilai dapat merusak perundingan internasional dengan Teheran.

Gedung Putih mengatakan, surat hanya upaya partisipan untuk melemahkan kebijakan luar negeri Obama. Fokus Obama saat ini adalah melihat apakah negosiator bisa memperoleh kesepakatan atau tidak. "Saya pikir ini agak ironis melihat beberapa anggota Kongres membuat masalah dengan kelompok garis keras Iran. Ini adalah koalisi yang tak biasa," kata Obama kepada wartawan.

Menteri Luar Negeri Iran Javad Zarif menganggap surat itu sebagai propaganda taktik dari kelompok yang disebutnya takut akan kesepakatan diplomatik. Ia mengecam pernyataan para senator Republik dalam surat tersebut. Menurut Zarif, jika pemerintah selanjutnya mencabut perjanjian itu sama halnya dengan melakukan pelanggaran terang-terangan terhadap hukum internasional.

Namun apa yang dinyatakan dalam surat nampaknya akan menghadapi masalah ke depannya. Sebab Partai Republik tetap membutuhkan dukungan Demokrat untuk meloloskan peraturan.

Surat terbuka ini kali pertama dilaporkan oleh Bloomberg, dalam upaya terbaru Republik mempengaruhi perundingan dengan Iran. Banyak dari senator partai khawatir Obama begitu semangat dengan perjanjian ini, dan membuat Iran mendapat akses luas untuk membuat senjata nuklir.

Pekan lalu, Perdana Menteri Israel Benyamin Netanyahu mengatakan pada Kongres, Obama menegosiasikan transaksi yang buruk. Ini diungkapkan setelah Republik mengundang Netanyahu untuk berbicara mengenai Iran tanpa berkonsultasi dengan Gedung Putih.

Sejauh ini negara-negara kekuatan dunia dan Teheran sedang mencoba mencapai kesepakatan kerangka kerja bulan ini. Mereka berharap dapat mencapai kesepakatan akhir pada Juni, untuk mengekang program nuklir Iran dengan imbalan pengurangan sanksi.

Surat dipelopori oleh Senator Tom Cotton yang menyerukan perubahan rezim di Iran. Penandatangan termasuk hampir semua pemimpin Senat Republik dan kemungkinan calon Presiden Ted Cruz, Marco Rubio dan Rand Paul.

Juru bicara Cotton mengatakan, pihaknya telah mengundang beberapa orang dari Demokrat untuk ikut menandatangani. Namun tak ada yang mau melakukannya.

Surat ditujukan kepada 'Pemimpin Republik Islam Iran'. Namun tak semua senator Republik bersatu, salah satu tandatangan yang hilang signifikan berasal dari Bob Corker dari Tennessee yang merupakan ketua komite hubungan luar negeri Senat. 

Negosiasi nuklir Iran akan dilanjutkan pekan depan di Swiss. Para pejabat mengatakan,berbagai pihak telah berbicara mengenai langkah-langkah terkait pembekuan program pengayaan uranium Iran selama setidaknya satu dekade. Kesepakatan nantinya akan sejalan dengan pengurangan sanksi.

Selama ini Iran mengatakan, program nuklirnya semata-mata untuk energi damai dan tujuan penelitian medis. Batas waktu untuk seluruh kesepakatan adalah pada Juli.

sumber : Reuters/ AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement