Rabu 11 Mar 2015 10:55 WIB

Ini Alasan Bayi 18 Bulan Selamat Meski Tenggelam 14 Jam

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Suhu tubuh bayi
Foto: MomandKid
Suhu tubuh bayi

REPUBLIKA.CO.ID, UTAH -- Beberapa waktu lalu, AS digegerkan dengan seorang bayi 18 bulan yang selamat setelah kecelakaan dan terjun ke sungai. Ia baru ditemukan 14 jam kemudian dalam keadaan masih hidup.

Dokter yang merawatnya mengatakan bayi perempuan tersebut menderita hypotermia ketika diangkat dari air. Menurutnya, kondisi tersebut lah yang malah menyelamatkannya. ''Cuaca dingin malah menyelamatkan Lily,'' kata dokter.

Batita yang disebut Lily ini terombang ambing di sungai dalam car seat-nya tanpa makanan selama mungkin lebih dari 14 jam. Suhu di sungai yang dingin menyebabkan metabolisme tubuh Lily menurun drastis.

Pakar dari Medical Center University of Massachusetts, Barbara Walsh mengatakan ketika seseorang mengalami hypotermia, maka fungsi tubuhnya menurun. ''Metabolisme menurun, konsumsi oksigen menurun, metabolisme glukosa turun drastis dan diakhiri dengan neuroprotektif alias mode penyelamatan syaraf,'' kata Walsh pada CNN, Rabu (10/3).

Ini semacam sistem deaktif atau dorman pada tubuh manusia. Lemak pada tubuh Lily tetap membantunya merasa hangat. ''Anak-anak itu tahan banting, kita tidak sadar seberapa jauh mereka sebenarnya bisa bertahan,'' kata dia.

Menurutnya, car seat memegang peran yang sangat penting. Ibu Lily, Lynn Jennifer yang tewas dalam kecelakaan menggunakan kursi bayi yang tepat ukuran dan mengikatkan Lily dengan baik sehingga ia tidak terjatuh ketika terjadi kecelakaan.

Car seat ini juga membantunya tetap kering. Meski dibiarkan tanpa makanan, Lily bertahan. Keluarga Lily di rumah sakit mengatakan kondisinya semakin stabil setelah lepas dari masa kritis.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement