Rabu 11 Mar 2015 16:25 WIB

Qatar Mulai Pembangunan Kembali Gaza

Gaza
Foto: aljazeera
Gaza

REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Seorang pejabat Qatar yang mengunjungi Gaza, pada Selasa (10/3), mengatakan negara-negara Teluk Arab telah memulai proyek untuk membangun kembali Gaza. Qatar memulainya dengan membangun kembali 1.000 rumah sebagai bagian dari bantuan senilai 1 miliar dolar Amerika Serikat yang mereka janjikan.

Seperti dilansir Al-Arabiya, Kepala Komite Qatar untuk pembangunan kembali Gaza Mohammad al-Amadi mengatakan, Israel telah mengizinkan empat truk semen memasuki Jalur Gaza. Ini memuluskan rencana pembangunan kembali Gaza.

"Hari ini kita mulai (bantuan) 1 miliar dolarnya," kata Amadi pada wartawan di atas puing-puing rumah sakit yang hancur selama perang Gaza.

Para pejabat Palestina dan PBB mengatakan, sekitar 130 ribu rumah di Gaza telah rusak atau hancur akibat perang. Amadi mengatakan, mereka berharap banyak negara datang dan membantu pembangunan Gaza yang telah menderita karena perang-perang sebelumnya.

Seperti dilansir The New York Times, Menteri Pekerjaan Umum Palestina Mofeed al-Hasayna mengatakan pembangunan akan dimulai dalam dua hari mendatang. Tapi ia menegaskan, proyek yang digulirkan Qatar ini hanya dapat memperbaiki sebagian kecil dari 130 ribu rumah yang terkena imbas perang.

Pada konferensi di Kairo Oktober silam,Qatar memang menjanjikan bantuan 1 miliar dolar untuk membangun kembali Gaza. Dalam pertemuan tersebut sejumlah negara menjanjikan bantuan hingga 5,4 juta dolar. Namun hingga saat ini sangat sedikit bantuan yang mencapai Jalur Gaza.

Bantuan juga sedianya akan digunakan untuk menopang Otoritas Palestina, yang secara teus menerus dalam kesulitan anggaran. Para pejabat Palestina mengeluh selama berbulan-bulan, sebab menurut mereka hanya sedikit negara pendonor yang memenuhi janji mereka.

Para pejabat PBB mengatakan, konflik internal Palestina membuat impor bahan bangunan ke Gaza sulit terkontrol. Israel juga selama ini membatasi pasokan beton, semen, batang besi, dan bahan lainnya ke Gaza.

Sebelumnya pada akhir Januari, PBB sempat menunda rekonstruksi Gaza karena terhentinya bantuan dari negara pendonor. Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB (UNRWA) mengatakan, mereka hanya menerima 135 juta dari 720 juta yang dijanjikan kala itu setelah Perang Gaza.

Kurangnya pendanaan internasional saat itu, memaksa PBB melakukan penundaan pemberian bantuan pada puluhan ribu warga Palestina untuk melakukan perbaikan rumah. Direktur UNRWA untuk Gaza Robert Turner mengatakan, warga Gaza benar-benar tidur di antara puing-puing. Hal itu menurutnya menyebabkan banyak anak meninggal karena hipotermia.

"Orang-orang sudah putus asa dan dunia internasional bahkan tak bisa memberi bantuan minimal, misalnya memperbaiki rumah di musim dingin," kata Turner.

UNRWA mengatakan perlu dana hingga 100 juta dolar pada kuartal pertama di 2015. Dana tersebut diperlukan untuk memperbaiki kerusakan kecil pada rumah dan untuk subsidi sewa rumah.

Turner mengatakan, UNRWA hanya menerima 135 juta dari 720 yang dijanjikan untuk program bantuan tunai pada 96 ribu keluarga. Sejauh ini menurutnya, UNRWA telah memberikan bantuan lebih dari 77 juta dolar untuk 66 ribu keluarga.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement