REPUBLIKA.CO.ID, SHICHIGAHAMA -- Jepang memperingati empat tahun bencana gempa dan tsunami yang menewaskan ribuan korban jiwa dan menyebabkan krisis nuklir.
Tragedi tersebut masih meninggalkan bekas di daerah tersebut dan penderitaan bagi banyak orang. Upacara peringatan bencana tersebut diadakan di banyak kota, termasuk di Tokyo. Di ibu kota Jepang itu, Kaisar Akihito dan Permaisuri Michiko memimpin penghormatan kepada mereka yang meninggal.
Akihito mengatakan, situasi di lokasi bencana masih belum dalam kedaan baik. Untuk itu, ia ingin agar perbaikan terus dilakukan di wilayah tersebut. "Sangat penting untuk terus melakukan upaya pembangunan tanah yang lebih aman tanpa melupakan pelajaran ini," kata dia dikutip AFP, Rabu (11/3).
Badan Kepolisian Nasional mengatakan, sebanyak 15.891 korban jiwa dipastikan tewas dalam bencana tersebut. Sedangkan sebanyak 2.584 lainnya dinyatakan hilang. Bahkan, sisa-sisa manusia terkadang masih ditemukan di lokasi tersebut.
Hal itu membuat kerabat korban masih terus mencari fisik mereka, seperti yang dilakukan Takayuki Ueno. Pada akhir pekan di musim dingin, ia menyisir pantai untuk mencari potongan tulang putranya yang berusia 3 tahun.
"Seseorang perlu melakukan hal ini, berjalan di sepanjang pantai," kata dia.
Rabu pagi tadi, sebanyak 28 polisi dan petugas penjaga pantai menggelar doa bersama sebelum memulai pencariannya di pesisir kota Shichigahama. Mereka masih mencari dua mayat warganya yang masih hilang.
Salah satu petugas polisi, Hidenori Kasahara mengakui bila pihaknya menemukan beberapa tulang di pinggir pantai. Namun, tulang tersebut banyaknya merupakan tulang hewan. "Kami masih berharap menemukan (mayat) demi keluarga mereka," ungkapnya.