REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Cina menangkap sejumlah warganya setelah kembali dari pertempuran di Suriah bersama kelompok radikal ISIS.
Kelompok ISIS asal Cina diduga bersembunyi di sepanjang perbatasan Afghanistan-Pakistan yang tidak memiliki pemerintahan. Dari sanalah para pejuang turun ke medan perang di Suriah dan Irak.
Pemerintah Cina mengatakan bila warganya yang bergabung dengan ISIS tersebut merupakan minoritas Muslim di Xinjiang, Cina Barat. Menurut Cina, kelompok tersebut merupakan Muslim Uighur yang merupakan keturunan Turki.
Pada Desember, media Global Times sempat mengatakan sekitar 300 ekstremis Cina bergabung dengan ISIS. "Saya percaya Xinjiang memiliki ekstremis yang telah bergabung dengan ISIS," kata Sekretaris Partai Komunis Xinjiang, Zhang Chunxian.
Cina secara terus menerus memperingatkan gerakan radikal ISIS telah menginspirasi serangan teror di wilayah Xinjiang. "Organisasi ini memiliki pengaruh internasional besar dan Xinjiang tidak bisa menjauhkan diri dari itu dan kami telah terpengaruh," ujarnya.
Cina menganggap tindakan terorismelah yang telah menewaskan ratusan orang dalam dua tahun terakhir di wilayah perbatasan Asia Tengah tersebut. Zhang mengatakan, 230 pegawai pemerintah tewas dalam kekerasan pada 2013.