REPUBLIKA.CO.ID, ZURICH -- Sebuah organisasi di Swiss bernama Exit mengaku semakin diminati. Hal tersebut tergambar dari jumlah anggotanya yang meningkat sebesar 20 persen. Pada 2013, jumlah anggotanya 67.602 orang, namun saat ini sudah mencapai 81.015 orang.
Exit adalah organisasi yang membantu anggotanya untuk bunuh diri. Mereka juga membela hak warga yang menolak perawatan kesehatan. Organisasi ini juga menyediakan sejumlah obat mematikan untuk pasien yang sulit sembuh total.
Dikutip dari Reuters, dari jumlah anggota tersebut, hanya sekitar 583 orang yang berhasil meninggal dengan bantuan Exit pada 2014.
Exit menduga ada tiga penyebab utama meningkatnya jumlah anggotanya. Pertama, peningkatan jumlah anggota karena kenaikan jumlah orang tua. Kedua, peningkatan jumlah penderita lupa ingatan. Ketiga, peningkatan hasrat masyarakat untuk menentukan sendiri umurnya.
Organisasi itu juga mengatakan faktor penyebab lain adalah luasnya liputan dari media massa mengenai tuntutan para anggota Exit pada 2014 untuk memperluas layanan untuk orang tua yang sakit-sakitan serta orang-orang yang mengalami masalah psikologis dan juga fisik.
Untuk diketahui, bantuan bunuh diri memang diperbolehkan dalam undang-undang Swiss. Akibatnya, organisasi bunuh diri di Swiss seperti Exit dan Dignitas menjadi perhatian internasional.
Pada 2009 lalu, pemimpin orkestra terkenal asal Inggris, Sir Edward Downes dan istrinya terbang ke Swiss untuk mengakhiri hidup mereka dengan bantuan bunuh diri.
Di Eropa, secara keseluruhan, eutanasia hanya dibolehkan dilakukan di Belgia dan Belanda. Sementara di Prancis, parlemennya sedang membahas rancangan undang-undang yang mengizinkan dokter melakukan 'pembunuhan; kepada pasien sakit hingga pasien yang sudah tak sadar.