Rabu 11 Mar 2015 22:09 WIB

ISIS Tewaskan Mata-Mata Israel

Cuplikan video ketika ISIS mengeksekusi Muhammed Musallam
Foto: NBC News
Cuplikan video ketika ISIS mengeksekusi Muhammed Musallam

REPUBLIKA.CO.ID, BEIRUT -- Kelompok Islamic State (Daulah Islam) Selasa mengunggah video penembakan terhadap Muhammad Musallam, yang dituduh menjadi mata-mata untuk badan intelejen Israel dengan bergabung sebagai anggota IS.

Video tersebut menggambarkan Musallam (19) duduk di ruangan dengan mengenakan baju oranye sambil menceritakan caranya direkrut dan dilatih Mossad. Musallam kemudian digiring ke ruang terbuka dan ditembak kepalanya.

Israel mengaku mengetahui keberadaan video tersebut, namun tidak dapat memastikan kebenaran isinya. Video sepanjang 13 menit itu menunjukkan Musallam berlutut saat mendengarkan keputusan hukuman mati, yang dibacakan anggota IS dengan bahasa Prancis.

Kemudian muncul seorang anak laki-laki, mengenakan seragam militer lengkap dengan senjata api, mendekati Musallam dan menembakkan satu peluru dari jarak dekat ke bagian kepala. Setelah tubuh korban rubuh, anak tersebut menembak Musallam sebanyak tiga kali sambil meneriakkan Allahu Akbar.

Dalam video tersebut Musallam mengaku pernah diwawancara majalah terbitan IS, Dabiq, dan menyatakan dia bergabung dengan IS sebagai mata-mata Israel untuk mendapatkan informasi mengenai tempat penyimpanan senjata, pangkalan, dan proses perekrutan di Palestina.

Keluarga Musallam dan Israel membantah, Musallam adalah anggota Mossad. "Saya menyeru ayah dan anak saya, berobatlah kepada Tuhan. Saya menyeru pada pihak intelejen yang memata-matai ISIS, kalian tidak akan berhasil dan mereka akan mengungkap identitas Anda," kata Musallam dalam bahasa Arab.

Seorang sumber dari Israel mengatakan Musallam terbang ke Suriah untuk bergabung dengan ISIS pada Oktober tahun lalu. Sementara itu, ayah Musallam juga membantah kabar bahwa anaknya adalah mata-mata. Dia mengatakan anaknya hilang saat berwisata ke Turki.

Di Yerusalem Timur, ibu Musallam menangis saat mengetahui kematian anggota keluarganya. Sambil memeluk foto anaknya, sang ibu bernama Um Ahmad mengatakan, "Seorang mata-mata berusia 19 tahun? Bagaimana mungkin? Buat apa dia terbang ke sana jika benar dia mata-mata?"

Sang ayah mengatakan Musallam sempat berupaya pulang ke rumah setelah ditangkap. Dia menuduh ISIS memaksa anaknya mengakui perbuatan itu, yang tidak dilakukan, sebelum membunuhnya.

"Anak saya dipaksa mengatakan dia bekerja untuk Israel. Mereka menculiknya sebagai korban, hanya untuk membuat dunia takut kepada mereka," kata dia.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement