Kamis 12 Mar 2015 11:13 WIB

PBB: 80 Persen Warga Suriah Jatuh Miskin karena Perang

Rep: Gita Amanda/ Red: Angga Indrawan
 Seorang anak menangis histeris di rumah sakit setelah serangan udara pasukan yang loyal kepada Presiden Bashar al-Assad di Duma, dekat kota Damaskus, Suriah, Kamis (11/9). (Reuters/Badra Mamet)
Seorang anak menangis histeris di rumah sakit setelah serangan udara pasukan yang loyal kepada Presiden Bashar al-Assad di Duma, dekat kota Damaskus, Suriah, Kamis (11/9). (Reuters/Badra Mamet)

REPUBLIKA.CO.ID, DAMASKUS -- Perang di Suriah telah membuat 80 persen warga di Suriah jatuh dalam kemiskinan. Laporan PBB menunjukkan ekonomi Suriah mengalami kerugian hingga lebih dari 200 miliar dolar sejak konflik di mulai 2011.

Dilansir dari Aljazirah, Kamis (12/3), laporan PBB terbaru menunjukkan Perang Suriah telah membuat 80 persen warga Suriah jatuh dalam kemiskinan. Perang juga menyebabkan kurangnya harapan hidup selama 20 tahun dan melenyapkan sistem pendidikan nasional di negara tersebut.

Pusat Penelitian Kebijakan Suriah menggambarkan kehancuran terjadi pada sistem ekonomi Suriah. Laporan yang dikeluarkan menyatakan kekayaan bangsa, infrastruktur, lembaga dan banyak tenaga kerja lenyap akibat perang.

Hampir tiga juta warga Suriah kehilangan pekerjaan mereka selama konflik berlangsung. Ini berarti lebih dari 12 juta orang telah kehilangan sumber utama pendapatan mereka. Konflik juga membuat penganguran melonjak dari 14,9 persen pada 2011 menjadi 57,7 persen pada 2014.

"Sebagian besar masyarakat kehilangan kesempatan mereka untuk bekerja dan mendapat penghasilan, lebih dari 4 dari 5 warga Suriah saat ini hidup dalam kemiskinan," ujar laporan.

Laporan juga menyatakan, konflik ditambah disintegrasi ekonomi dan fragmentasi sosial membuat penurunan populasi Suriah hingga 15 persen. Pada 2010 jumlah populasi Suriah 20,87 juta, saat ini tinggal 17,65 juta jiwa.

Suriah kini memiliki populasi pengungsi terbesar kedua di dunia setelah Palestina. Selain itu, sekitar 1,55 juta warga Suriah meninggalkan negaranya untuk mencari pekerjaan dan kehidupan yang lebih aman di tempat lain.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement