Kamis 12 Mar 2015 20:33 WIB

Resolusi PBB tak Mampu Cegah Kehancuran Suriah

Rep: Gita Amanda/ Red: Agung Sasongko
Salah satu masjid bersejarah di Suriah, hancur akibat perang.
Foto: Reuters
Salah satu masjid bersejarah di Suriah, hancur akibat perang.

REPUBLIKA.CO.ID, DAMASKUS -- Dewan Keamanan PBB telah mengeluarkan resolusi terkait konflik di Suriah. Resolusi terbaru pada Desember lalu, menyatakan diperpanjangnya pengiriman bantuan lintas batas ke Suriah tanpa persetujuan Damaskus.

Namun, sebanyak 21 organisasi kemanusiaan dan hak asasi mengatakan, diplomasi tersebut belum direalisasikan dalam tindakan nyata di lapangan. PBB menurut mereka, telah gagal melaksanakan resolusi tersebut.

"Tahun lalu adalah tahun paling gelap dalam perang mengerikan ini. Pihak berkonflik bertindak dengan impunitas dan mengabaikan tuntutan Dewan Keamanan PBB," kata Sekretaris Jenderal Dewan Pengungsian Norwegia Jan Egeland.

Di Aleppo, salah satu kota tertua di dunia, lain lagi. Sebelumnya Aleppo mampu bertahan lebih dari enam ribu tahun menghadapi pemberontakan, namun tiga tahun terakhir konflik Suriah telah merusak peradaban.

Wilayah barat Aleppo sedikit lebih baik setelah perang. Layanan sipil di wilayah tersebut masih berfungsi di sebagian besar lingkungan dengan kerusa)kan perang yang minimal.

Krisis bahan bakar untuk pemanas juga dihadapi penduduk. Ini membuat hampir semua pohon di taman umum di wilayah Aleppo telah dilucuti, untuk dijadikan kayu bakar. Bahkan beberapa keluarga sampai harus memotong meja sekolah dan kursi untuk dijadikan kayu bakar, demi menghangatkan tubuh.

Di Aleppo, warga masih dapat menemukan makanan jika mereka mampu membelinya. Hampir semua toko tutup, kecuali di beberapa lingkungan.

Dalam Hal kesehatan tak kalah memilukan. Di Aleppo Timur, Dr Omar al-Masri mengatakan ia melakukan operasi otak tanpa CT Scanner. Ia mengatakan, bukan hanya pasien namun semua di sana seperti sednag menunggu untuk mati.

"Bom barel bisa juga menargetkan rumah sakit," ujarnya.

Kelompok hak asasi internasional mengatakan, lebih dari 600 tenaga medis tewas dalam konflik empat tahun di Suriah. Mereka kerap tewas dalam serangan yang disengaja dan tanpa pandang bulu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement