Jumat 13 Mar 2015 16:39 WIB

14 Juta Anak Suriah dan Irak Menderita Pascaperang

Rep: c09/ Red: Dwi Murdaningsih
Seorang gadis cilik, korban perang Irak
Foto: AP
Seorang gadis cilik, korban perang Irak

REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA – Sebanyak 14 juta anak-anak menderita trauma akibat perang Suriah dan Irak. Hal itu dikemukakan oleh UNICEF, yang giat menyoroti anak-anak yang berjuang melawan kekerasan di negara-negara itu. Bahayanya adalah, dunia gagal membantu generasi muda agar tidak ikut dimangsa oleh kelompok-kelompok ekstrimis.

“Kekerasan dan penderitaan tidak hanya menjadi luka masa lalu yang membekas, tapi juga dapat membentuk masa depan mereka,” ujar Direktur UNICEF, Anthony Lake, Kamis (12/3), seperti dilansir New York Times.

Data UNICEF mencatat dari 5,6 juta anak-anak di Suriah, lebih dari dua juta melarikan diri sebagai pengungsi. Sedangkan di Irak, hampir tiga juta anak-anak menanggung beban konflik.

“Dalam krisis yang telah memasuki tahun kelima, generasi muda masih terancam menghilang terjerat siklus kekerasan,” kata Lake.

UNICEF menyatakan, konflik Suriah telah menewaskan lebih dari 200 ribu orang. Tahun paling buruk dari konflik tersebut adalah pada 2014, jumlah anak yang membutuhkan bantuan telah meningkat hampir sepertiga dari tahun sebelumnya.

“Ini merupakan krisis kemanusiaan terburuk, perlu ada dukungan global namun nyatanya dukungan malah berkurang,” jelas Kepala Badan Pengungsi PBB, António Guterres, Kamis (12/3).

Di Suriah, diperkirakan 2,8 juta anak masih berjuang untuk belajar di tengah puing-puing kehancuran akibat konflik. Serangan terhadap sebuah sekolah di Damaskus timur yang menewaskan sedikitnya 11 anak-anak pada November lalu adalah salah satu dari 68 serangan sekolah yang terjadi pada 2014.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement