REPUBLIKA.CO.ID, CHICAGO -- Emas berjangka di divisi COMEX New York Mercantile Exchange berakhir sedikit lebih tinggi pada Sabtu (14/3) pagi WIB, meskipun dolar AS memperpanjang relinya. Kontrak emas yang paling aktif untuk pengiriman April, naik 0,5 dolar AS atau 0,04 persen, menjadi menetap di 1.152,40 dolar AS per ounce.
Melawan tekanan luas dari dolar yang melonjak, pasar logam mulia tampak enggan memperpanjang kerugian menjelang pertemuan Federal Reserve AS pekan depan.
Departemen Tenaga Kerja AS mengatakan pada Jumat bahwa indeks harga produsen, yang mengukur harga yang diterima bisnis untuk barang dan jasa mereka, jatuh 0,5 persen disesuaikan secara musiman pada Februari menyusul penurunan 0,8 persen pada Januari.
Angka yang lebih buruk dari perkiraan ini juga memberikan beberapa dukungan terhadap emas.Indeks dolar, yang mengukur dolar terhadap sekeranjang mata uang utama, naik 0,99 persen menjadi 100,25. Sebuah penguatan greenback akan membuat aset-aset dalam mata uang dolar termasuk emas lebih mahal bagi investor, sehingga mengurangi daya tarik logam mulia.
Para analis mengatakan penguatan dolar terjadi karena meningkatnya ekspektasi kenaikan suku bunga oleh bank sentral AS, ketika serentetan data ekonomi resmi menunjukkan ekonomi AS sedang mendapatkan traksi.
Perak untuk pengiriman Mei turun 2,2 sen, atau 0,14 persen, menjadi ditutup pada 15,494 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman April naik 0,3 dolar AS, atau 0,03 persen, menjadi ditutup pada 1.115,20 dolar AS per ounce.