Sabtu 14 Mar 2015 19:05 WIB

Puluhan Ribu Warga Brasil Unjuk Rasa Menentang Korupsi

Presiden Brasil Dilma Rouseff
Presiden Brasil Dilma Rouseff

REPUBLIKA.CO.ID, SAO PAULO -- Puluhan ribu orang berunjuk rasa di seantero Brasil, Jumat (13/3). Mereka turun ke jalan mendukung perusahaan minyak raksasa milik negara Petrobras yang dilanda skandal korupsi dan membela demokrasi.

Para demonstran turun ke jalan-jalan di 24 ibu kota negara bagian, termasuk Sao Paolo, tempat sekitar 100 ribu orang berpawai. Polisi tetap berjaga-jaga.

Banyak di antara pengunjuk rasa mengenakan pakaian warna merah ciri Partai Pekerja yang berkuasa pimpinan Presiden Dilma Rousseff.

"Saya sokong Dilma, bela demokrasi tetapi saya juga menentang korupsi," kata Gerson Tadeu Conti, seorang dokter yang berusia 67 tahun, Jumat.

Konfederasi Tunggal Pekerja (CUT) menyebutkan hampir 150 ribu orang berpawai di seantero Brasil. Polisi menyebut jumlah pengunjuk rasa 32 ribu orang. Mereka juga menuntut reformasi di bidang politik dan agraria, dan dihentikannya korupsi.

Di Rio de Janeiro, para pembicara mulai dari wakil mahasiswa, serikat pekerja, pegawai perminyakan, karyawan bank mendapat giliran berbicara di depan khalayak dari atas satu kendaraan di pusat kota, sebelum mereka bergerak ke satu kantor Petrobras.

"Saya bela Petrobras karena ini warisan kita. Tetapi saya juga menginginkan para politisi dapat mengelolanya tanpa korupsi karena hal itu mempengaruhi citra negeri kita," kata seorang pekerja minyak Rubens Pessanha (50).

Protes tersebut menandai dimulainya aksi-aksi yang sudah dijajikan untuk menekan Rousseff. Seruan demonstrasi besar-besaran menentang dia akan dilakukan Ahad.

Hanya beberapa bulan memasuki periode baru masa pemerintahan, koalisinya yang berkuasa dilanda skandal yang menyelimuti Petrobras.

Puluhan tokoh politik, sebagian sekutu dekat Rousseff, dan para mantan pimpinan Petrobras dicurigai terlibat korupsi dan pencucian uang bernilai 3,8 miliar dolar AS dari kontrak-kontrak selama satu dekade.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement