Ahad 15 Mar 2015 20:08 WIB

Dua Bom Bunuh Diri di Gereja Pakistan Tewaskan 14 Orang

Pakistan
Foto: lovepakistan
Pakistan

REPUBLIKA.CO.ID, LAHORE -- Sebanyak 14 orang tewas dan 70 lainnya luka-luka akibat dua bom bunuh diri di dua gereja yang terletak di Lahore, Pakistan pada Ahad.

Serangan bom bunuh diri itu kemudian memicu demonstrasi dari 40.000 pemeluk Kristiani di wilayah yang sama. Sebagian besar di antara mereka melakukan aksi kekerasan dengan merusak sejumlah kendaraan dan bus kota.

Akibat kerusuhan tersebut, dua orang yang diduga anggota kelompok garis keras tewas.

Bom bunuh diri itu terjadi di dua gereja yang terpisah sejauh setengah kilometer di kota Youhanabad, tempat tinggal lebih dari 100.000 pemeluk Kristen.

"Kami menerima 14 mayat dan 70 pasien luka-luka," kata Dokter Muhammad Said Sohbin dari rumah sakit umum setempat tanpa menambahkan dua terduga anggota kelompok garis keras yang tewas akibat kerusuhan dan dua pelaku bom bunuh diri.

Juru bicara kepolisian Nabila Ghafanzar mengatakan bahwa para demonstran memukuli dua orang yang mereka duga terkait dengan pengeboman.

Terkait pelaku faksi dari kelompok Pakistan Taliban, Jamaat-ul-Ahrar, mengaku bertanggung jawab atas serangan dan menyebut bom bunuh diri pada Ahad sebagai bagian dari penegakan Syariah Islam.

Secara umum di Pakistan, sebanyak dua persen dari 180 juta penduduk adalah pemeluk Kristen. Mereka sering menjadi target serangan dan kerusuhan pada beberapa tahun terakhir akibat keyakinan yang dianut.

Bom bunuh diri pada Ahad adalah insiden terburuk sejak serangan serupa pada 2013 di Peshawar pada September 2013 yang menewaskan 82 orang.

Serangan pada 2013 itu muncul setelah lebih dari 3.000 Muslim membakar sekitar 100 rumah di kawasan Joseph Colony yang merupakan perumahan penduduk Kristen di Lahore.

Sementara itu pada Ahad, demonstrasi dari kelompok Kristen juga muncul di sejumlah kota lain di Pakistan, termasuk yang terbesar yaitu Karachi di mana sekitar 200 pengunjuk rasa membakar ban dan menutup jalanan utama.

Bom bunuh diri pada Ahad merupakan serangan besar pertama oleh Taliban setelah tiga dari faksi besar pada Kamis menyatukan diri.

Dari sisi pemerintah, pihak Pakistan tengah melancarkan operasi besar-besaran untuk memberantas kelompok garis keras sejak serangan kelompok bersenjata di sekolah Peshawar pada Desember tahun lalu yang menewaskan 150 orang--sebagian besar di antara mereka adalah anak-anak.

Sejak saat itu, moratorium hukuman mati langsung dicabut dan militer diberi kekuasaan untuk melakukan pengadilan mandiri demi mempercepat penyelesaian kasus terorisme.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement