Senin 16 Mar 2015 12:02 WIB

Tony Blair Dikabarkan Tinggalkan Peran Diplomatik Timur Tengah

Mantan perdana menteri Inggris, Tony Blair.
Foto: Reuters
Mantan perdana menteri Inggris, Tony Blair.

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON - Tony Blair siap untuk meninggalkan perannya dalam diplomatik Kuartet Timur Tengah, menurut laporan Financial Times, Ahad (15/3), dengan mengutip beberapa orang yang terlibat dalam perundingan itu.

Mantan perdana menteri Inggris itu telah membahas posisinya dengan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat John Kerry dan Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa Federica Mogherini, kata harian bisnis tersebut. Ditambahkannya, berita tentang perubahan perannya itu akan disampaikan dalam pekan ini.

"Langkahnya itu diambil di tengah kegelisahan mendalam di pihak Washington dan Brussels mengenai hubungannya yang buruk dengan sejumlah tokoh senior Pemerintah Otonomi Palestina dan kepentingan bisnisnya yang luas" termasuk dengan pemerintah daerah, kata FT.

Blair diangkat untuk mengisi posisi yang tanpa bayaran itu pada tahun 2007 oleh Kuartet informal yang terdiri dari Perserikatan Bangsa Bangsa, Amerika Serikat, Uni Eropa dan Rusia, untuk memimpin upaya guna mendukung ekonomi dan lembaga Palestina dalam mempersiapkan pembentukan negara itu.

Dia tidak memiliki peran formal dalam negosiasi perdamaian tetapi kurangnya kemajuan dalam perundingan itu telah memicu kritik yang mempertanyakan apa yang telah dicapainya dalam hampir delapan tahun, sementara kedekatannya dengan Israel dianggap juga telah memicu frustrasi di sisi Palestina.

Blair juga telah menuai kritik di Inggris, di mana ia masih sangat tidak populer karena melibatkan negara itu dalam invasi pimpinan Amerika Serikat ke Irak pada 2003 serta karena pekerjaan konsultasinya terkadang dengan pemerintahan kontroversial di seluruh dunia.

Seorang juru bicara untuk Kantor Tony Blair menolak untuk mengomentari laporan FT saat dihubungi.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement