Senin 16 Mar 2015 12:27 WIB

Tak Bisa Tangani Korupsi, Presiden Brasil Diminta Mundur

Rep: c07/ Red: Damanhuri Zuhri
Presiden Brazil Dilma Rousseff
Foto: AP
Presiden Brazil Dilma Rousseff

REPUBLIKA.CO.ID, SAO PAOLO -- Ratusan ribu massa melakukan aksi damai untuk mendesak Presiden Brasil, Dilma Roussef mundur dari jabatannya. Aksi tersebut tersebar di lebih dari 50 kota di Brasil.

Aksi tersebut merupakan kelanjutan dari protes sebagian rakyat kepada pemerintahan Brasil dalam pemberantasan korupsi. Pemerintah dianggap tidak bergerak cepat dalam menuntaskan dugaan kasus korupsi perusahaan minyak negara Petrobas.

Aksi paling besar terjadi di Sao Paulo, sebanyak 210 ribu warga berkumpul di lapangan pusat kota. "Kami di sini untuk mengekspresikan kekesalan kami terhadap pemerintah yang korup dan gemar mencuri. Kami meminta Dilma dimakzulkan," ucap salah seorang pendemo, Andre Menezes di Avenida Paulista seperti dikutip dari AP.

Menurut Andre, mesikipun Dilma tidak ikut terlibat dalam kasus korupsi di Petrobas, namun Dilma pasti mengetahui mengenai hal tersebut. "Bagi saya, hal itu juga membuat dirinya bersalah sehingga layak digulingkan," tegas Andre.

Kepolisian di Rio De Janiero mengatakan sebanyak 15 ribu orang melakukan pawai di sepanjang pantai Copacabana. Mereka berpawai dengan membawa bendera Brasil dan meminta  militer melakukan kudeta dan menggulingkan pemerintahan saat ini.

"Saya tidak ingin negara saya berubah menjadi seperti Venezuela. Kami tidak ingin pemerintahan yang otoriter!," seru salah satu pengunjuk rasa, Marlon Aymes. Marlon juga membawa banner bertuliskan Angkatan Darat, Laut dan Udara. Tolong selamatkan kami sekali lagi dari komunisme.

Dalam aksinya, ia berulang kali meminta kepada militer membuarkan kongres dan mendorong adanya pemilihan umum baru. Karena, korupsi di Brasil dianggap sudah terlalu parah.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement