Senin 16 Mar 2015 12:50 WIB

Kerry Ingin AS Buka Dialog dengan Assad

Rep: Gita Amanda/ Red: Yudha Manggala P Putra
Menlu AS, John Kerry
Foto: VOA
Menlu AS, John Kerry

REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Menteri Luar Negeri Amerika Serikat John Kerry mengatakan, ia bersedia untuk berbicara dengan Presiden Suriah Bashar al-Assad. Langkah tersebut menurutnya diperlukan untuk membantu menengahi resolusi politik atas perang saudara, yang telah memasuki tahun kelima di negara tersebut.

Kerry mengatakan dalam sebuah wawancara dengan CBS News, bahwa AS mendorong Assad untuk serius membahas strategi transisi demi membantu mengakhiri konflik di Suriah. Pada awal 2014, pemerintah Barack Obama telah mendorong penyelesaian politik untuk krisis Suriah.

"Kami harus bernegosiasi pada akhirnya. Apa yang kami dorong saat ini adalah agar ia datang dan melakukan itu, dan mungkin perlu meningkatkan tekanan pada dirinya dari berbagai jenis upaya," kata Kerry.

Sebelumnya pembicaraan yang ditengahi Kerry runtuh tanpa membuat kemajuan dan belum ada upaya serius untuk menghidupkan kembali pembicaraan. Upaya terakhir terjadi pada Januari, dalam pembicaraan di Moskow. Namun saat itu Koalisi Nasional Suriah yang didukung Barat membatalkan pertemuan karena tak bertujuan menciptakan pemerintahan transisi.

"Semua orang setuju tak ada solusi militer, hanya ada solusi politi. Namun untuk membawa kembali rezim Assad untuk bernegosiasi, kita harus menunjukkan dengan jelas bahwa tekad semua orang untuk mendapat kesepakatan politik dan mengubang perkiraan mengenai negosiasi," ungkap Kerry.

Namun Kerry tak memberikan rincian tambahan. Ia berbicara dengan CBS sebelum meninggalkan Mesir untuk ke Laussane, di mana ia akan melanjutkan perundingan dengan Iran terkait program nuklir negara tersebut.

Kantor berita negara Suriah melaporkan komentar Kerry secara utuh. Mereka juga mengatakan, Damaskus telah menyerukan solusi politik sebelumnya, dan menuduh AS merusak upaya-upaya tersebut, memiliterisasi konflik dan mendukung teroris.

Menurut pemerintah Suriah, AS telah memberikan dukungan keuangan dan bantuan non-mematikan pada oposisi Koalisi Nasional Suriah.  Mereka juga menolak mendiskusikan proposal untuk meminta Assad berhenti dari kekuasaannya.

Sementara oposisi yang didukung Barat mempertahankan keyakinan mereka, bahwa Assad tak akan memiliki peran dalam masa depan Suriah. Menurut mereka setiap penyelesaian yang dinegosiasikan harus didasarkan pada roadmap Jenewa.

Koalisi oposisi Suriah yang didukung Barat menegaskan, turunnya kepergian Assad merupakan permintaan dari pemberontak.  "Penggulingan rezim pemimpin dan aparat keamanannya adalah tuntutan utama dari revolusi sebagai bagian dari solusi politik di masa depan dan juga merupakan tujuan utama dari setiap proses negosiasi," ungkap Koalisi Nasional di akun Twitternya pada Ahad.

sumber : AP/Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement