Selasa 17 Mar 2015 08:57 WIB

Netanyahu Terancam Lengser Sebagai Pimpinan Israel

Rep: Gita Amanda/ Red: Karta Raharja Ucu
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.
Foto: AP Photo
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.

REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV -- Rencana Benyamin Netanyahu menjadi pemimpin terlama Israel, bisa terhenti pada Selasa (17/3) di pemilihan umum Israel. Ia dianggap terlalu fokus dengan masalah keamanan nasional dan mengabaikan masalah sosial ekonomi dalam negeri.

Kantor berita Reuters melaporkan, meningkatnya retorika terkait Iran dan Palestina nampaknya menghambat langkah Netanyahu. Calon dari kelompok kiri-tengah Isaac Herzog digadang-gadang menjadi calon yang paling memungkinkan menggantikan Netanyahu membentuk pemerintahan berikutnya.

Mendapat julukan Raja Bibi dari majalah Time tiga tahun lalu, Netanyahu melemparkan ancaman akan pemerintahan baru jika tak di bawah kepemimpinannya. Menurutnya, pihak asing sedang mengatur untuk menempatkan pemimpin baru Israel yang mungkin akan menyerah pada masalah negara Palestina atau diplomasi nuklir.

"Ini adalah kampanye yang sulit dan menentukan. Kami tak memiliki hak istimewa untuk tetap di 'rumah', karena kami akan kehilangan 'rumah' kami," ucap dia.

Rival terkuat Netanyahu, Herzog, merupakan pemimpin Partai Buruh Israel. Ia dan pasangannya mantan negosiator perdamaian Tzipi Livni, menuduh Netanyahu menggunakan kekhawatiran akan masalah keamanan untuk mengalihkan perhatian dari isu-isu seperti tekanan biaya hidup dalam negeri.

"Netanyahu berada dalam kepanikan besar, sementara bagi Tzipi Livni dan saya yang terpenting adalah kebaikan negara," kata Herzog. Ia mengatakan, pemilu besok merupakan pilihan antara perubahan dan harapan serta kekecewaan dan kejatuhan.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement