REPUBLIKA.CO.ID, CANBERRA-- Vietnam dan Australia menyerukan pada Rabu (18/3), untuk semua pihak bisa lebih menahan diri atas masalah Laut Cina Selatan. Mereka memperingatkan pada pihak yang menggunakan kekuatan sepihak di wilayah tersebut, referensi tersebut jelas ditujukan untuk kehadiran Cina yang semakin agresif.
Reuters melaporkan, Perdana Menteri Vietnam Nguyen Tan Dung bertemu dengan Menteri Luar Negeri Australia Tony Abbott di Canberra. Di sana keduanya berencana menandatangani kesepakatan terkait sejumlah isu, termasuk masalah keamanan dan perubahan iklim.
Vietnam dan negara-negara Asia Tenggara lainnya telah mengeluhkan kebijakan kontroversial Cina, yang melakukan reklamasi di pulau yang disengketakan di Laut Cina Selatan. Dung mengatakan pada parlemen Australia ada kebutuhan penting untuk menyusuk kode etik terkait Laut Cina Selatan.
"Kami setuju (untuk) berlatih menahan diri dan membatasi tindakan yang dapat meningkatkan ketegangan di wilayah tersebut. Termasuk penggunaan kekuatan secara sepihak yang dapat mengubah status quo," katanya. Dung.
Cina selama ini telah mengklaim hampir 90 persen wilayah di Laut Cina Selatan. Pekan lalu Cina menyatakan kemarahannya pada pemimpin Vietnam di ASEAN, atas komentarnya terkait sengketa Laut Cina Selatan.
Cina juga telah menandatangani perjanjian perdagangan bebas pada November dengan Australia. Ini akan memperluas hubungan kedua negara, di aman Cina merupakan mitra dagang terbesar Australia. Menanggapi hal itu, Dung mengatakan Australia dan Vietnam juga berkomitmen untuk menjalin kerja sama lebih erat dan memperdalam persahabatan mereka.