REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Pemerintah Amerika Serikat mengatakan Australia adalah negara dengan aktifitas pencucian uang terbesar di dunia. Tak hanya itu, Australia juga disebut sebagai rumah bagi penggalangan dana teroris.
Data tersebut dilaporkan dalam Strategi Pengawasan Narkotika Internasional 2015. Meski demikian, Australia memiliki sistem pemerintahan federal yang baik untuk mendeteksi, mencegah, dan mengadili praktik pencucian uang di negaranya.
Dilansir dari AAP News, Kamis (19/3), laporan tahunan Departemen Luar Negeri Amerika Serikat menempatkan Australia di urutan teratas dalam pencucian uang. Disusul 59 negara lainnya, seperti Afghanistan, Iran, Irak, Brasil, Rusia, Inggris, Amerika Serikat dan Cina.
Aksi pencucian uang didefinisikan sebagai aksi yang dilakukan oleh suatu lembaga keuangan yang melakukan transaksi mata uang dunia. Transaksi itu berhubungan dengan perdagangan narkotika jaringan internasional.
"Pencucian uang menjadi kunci kejahatan serius dan terorganisir di Australia," tulis laporan tahunan Departemen Luar Negeri itu.
Jaringan teroris di Australia juga berperan penting dalam praktik pencucian uang sebagai aksi penggalangan dana. Pembiayaan terorisme di Australia diketahui bervariasi dalam skala kecanggihan, mulai dari jaringan lokal hingga jaringan internasional yang terorganisir dengan baik.
Laporan itu juga menyebutkan Australia menjadi tujuan perdagangan obat-obatan dan bahan kimia. Jenis paling umum yang sering ditemukan adalah pseudoefedrin sebagai bahan pembuat shabu.