REPUBLIKA.CO.ID, TUNIS -- Sebanyak dua pelaku penyerangan bersenjata di Museum Bardo, Rabu (18/3) waktu setempat tewas di tangan pasukan keamanan Tunisia.
Presiden Tunisia Beji Caid Essebi bersumpah memerangi terorisme dan melacak para pelaku yang terlibat menjadi otak dalam serangan tersebut.
"Kami akan melawan mereka sampai akhir, ke baguian terdalamnya, tanpa belas kasihan," kata dia seperti diberitakan laman BBC News, Kamis (19/3).
Senada dengan pernyataan Essebsi, Perdana Menteri Habib Essid mengatakan saat ini penting bagi negaranya untuk membasmi terorisme . "Ini adalah momen penting dalam sejarah kita dan saat yang menentukan bagi masa depan kita," ujarnya.
Sebabnya, serangan tersebut terjadi saat para deputi di gedung parlemen sedang membahas undang-undang antiterorisme. Mereka pun lekas dievakuasi namun kembali berkumpul pada malam hari.
Juru bicara Gedung Putih Josh Ernest bahkan mengatakan Amerika Serikat akan berdiri bersama Tunisia melawan terorisme. Serangan tersebut setidaknya melukai 40 pengunjung dan menewaskan 19 orang. Sebanyak 17 di antaranya merupakan turis asing.