REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Amerika Serikat mengecam keputusan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menelantarkan komitmen negosiasi kesepakatan damai dengan Palestina pasca kemenangannya, Kamis (19/3). Gedung Putih menyiratkan kekecewaannya.
Juru bicara Gedung Putih Josh Earnest mengonfirmasi komitmen AS mencapai kesepakatan dalam pembicaraan damai konflik Timur Tengah.
''Amerika Serikat akan mengevaluasi pendekatan kami ketika situasi berubah,'' katanya.
Netanyahu bersikeras negara Palestina tidak akan ada jika ia kembali menjabat. Hal ini membuat warga Palestina marah dan mengundang kecaman dari PBB juga Eropa. Anggota parlemen AS terbagi karena sikap Netanyahu.
Pada para pendukungnya, Netanyahu mengatakan tidak akan menciptakan negara Palestina. Padahal itu adalah landasan utama upaya perdamaian. Ia malah berjanji untuk terus membangun permukiman Yahudi di tanah sengketa.
Berbicara pada wartawan, Earnest mengatakan pemerintah akan mengomunikasikan kekhawatirannya langsung pada pemerintah Israel.