REPUBLIKA.CO.ID, RAMALLAH -- Militer Israel menembak warga Palestina di dekat lokasi pengungsian Jelazoun di wilayah Tepi barat. Selain mendapatkan luka tembak, Korban yang dilaporkan bernama Ali Mahmud Safi (20 tahun) itu mendapatkan pukulan di bagian dada dalam benterokan dengan tentara Negeri Zionis, Kamis (18/3). hingga luka parah warga Palestina di dekat kampung pengungsi Jelazoun di wilayah jajahan Tepi Barat, kata pejabat keamanan dan kesehatan Palestina.
Ali Mahmud adalah satu sekitar 50 warga Palestina yang melempar batu ke militer Israel. Juru bicara Israel mengklaim, prajuritnya menanggapi bentrokan tersebut dengan tameng. Tetapi mereka kemudian menembakkan peluru tajam senjata kecil ketika kerumunan itu menolak bubar.
"Setelah mereka menolak mengosongkan daerah itu dan menahan diri dari kekerasan lebih lanjut. Pasukan menembakkan peluru kaliber 22 ke arah 'penghasut utama' dan mengenainya," katanya seperti dnukil dari AFP.
Kelompok hak asasi manusia berpusat di Jalur Gaza mengatakan, serangan besar terkini Israel ke Jalur Gaza membuat lebih dari 34 ribu perempuan Palestina kehilangan tempat tinggal.
Rakyat Palestina di Tepi Barat dan Jalur Gaza memperingati Hari Perempuan Internasional pada Ahad (8/3), di tengah seruan pemberdayaan perempuan, perlindungan untuk mereka, pengakhiran pendudukan tentara Israel dan pembentukan negara Palestina merdeka dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kota. Pusat Al-Mezan bagi Hak Asasi Manusia menyatakan pembantaian oleh Israel pada tahun lalu atas Jalur Gaza mengakibatkan 34.697 perempuan Palestina kehilangan tempat tinggal. Sementara 791 wanita lain Palestina kehilangan pasangan mereka dan 600 lagi keguguran.
"Israel melakukan kejahatan perang terhadap perempuan Jalur Gaza pada tahun lalu," kata laporan tersebut. Menurut pemantauan dan catatannya, gerakan tentara Israel pada musim panas lalu ke Jalur Gaza itu menewaskan 293 perempuan.
Rumah 34.697 perempuan tersebut hancur, sementara 2.604 rumah lagi milik kaum perempuan diratakan dengan tanah oleh pasukan Israel, kata laporan itu. Pusat tersebut mendesak kelompok hak asasi manusia dunia mendukung perempuan Jalur Gaza dan melindungi mereka dari pelanggaran Israel.