REPUBLIKA.CO.ID, TUNISIA – Kelompok radikalis ISIS mengaku bertanggung jawab atas penyerangan yang terjadi di wilayah Bardo, Tunisia. Wilayah Bardo ini merupakan tempat wisata global yang memiliki pendapatan yang cukup besar bagi negara tersebut.
Seperti yang dikutip laman onislam.net Jumat (20/2), sebuah pernyataan yang dirilis oleh salah satu saluran resmi kelompok militan ISIS telah menggambarkan serangan di Tunisia ini. Serangan ini dianggap sebagai sebagai invasi terhadap sarang kafir dan wakil Muslim di Tunisia.
Akun Twitter yang mengaku sebagai ISIS itu menyatakan, serangan mematikan itu telah dilakukan atas perintah "dua ksatria kekhalifahan". Kedua orang tersebut bernama Abu Anas al-Tunisi dan Abu Zakaria al-Tunisi.
Serangan teroris di Museum Bardo yang terjadi pada Rabu (18/3) telah menyebabkan 20 wisatawan asing tewas. Wisatawan-wisatawan tersebut termasuk pengunjung dari Jepang, Italia, Spanyol dan Inggris, serta tiga warga Tunisia.
MSC Cruises mengatakan 12 pengunjung juga telah dinyatakan tewas atas penyerangan ISIS itu. Sejumlah orang tersebut merupakan warga Kolombia, Perancis dan Belgia. Sementara itu, beberapa wargakenegaraan Spanyol ditemukan hidup pada Kamis lalu setelah bersembunyi sepanjang malam di museum.
"Kami telah mengidentifikasi mereka, memang dua teroris ini," Perdana Menteri Tunisia Habib Essid.
Pejabat menambahkan, mereka juga telah menangkap empat orang yang terkait dengan serangan itu itu secara langsung. Sementara lima pelaku lainnya ditangkap dengan tidak langsung.
Sebelumnya, serangan yang melibatkan orang asing di Tunisia pernah terjadi pada 2002. Kejadian tersebut merupakan bom bunuh diri yang terjadi di Djerba.