REPUBLIKA.CO.ID, CANBERRA -- Australia dilaporkan kemungkinan besar akan bergabung menjadi anggota Bank Investasi Infrastruktur Asia yang diprakarsai oleh China.
Media Fairfax di Australia melaporkan bahwa Komite Keamanan Nasional Kabinet Australia sudah menyetujui hal tersebut.
Setelah persetujuan tersebut, kabinet Australia pimpinan Perdana Menteri Tony Abbott harus menyetujui dan kabinet yang akan bertemu hari Senin diperkirakan akan melakukan hal tersebut.
Keterlibatan Australia di bank tersebut sudah menimbulkan berbaga perdebatan, dengan beberapa menteri khawatir karena Amerika Serikat memutuskan untuk tidak bergabung.
Bank yang dibentuk untuk membantu pembiayaan berbagai proyek infrastruktur di Asia dan Pasific tersebut mirip dengan kerja lembaga donor lain seperti Bank Dunia. Sementara Bank Pembangunan Asia akan memiliki modal sekitar $ 100 miliar.
Australia dilaporkan bisa menanam investasi sekitar $ 3 miliar di bank tersebut.
Perdana Menteri Tony Abbott sendiri sudah memberi pertanda bahwa Australia patut bergabung dengan bank tersebut.
PM Abbott mengatakan tujuan bank tersebut mulia namun keputusan final belum lagi diambil.
"Yang kami lihat adalah bahwa apa yang dilakukan oleh Bank Investasi Infrastruktur Asia ini konsisten dengan apa yang kami lakukan di dalam negeri," katanya baru-baru ini.
"Kami ingin membangun infrastruktur, kami ingin mengurangi pajak, kami ingin mengurangi peraturan yang tidak membantu dunia bisnis, kami ingin agar kreatifitas warga kami melesat."