Jumat 20 Mar 2015 13:19 WIB

Australia akan Bergabung dengan Bank Investasi Infrastruktur Asia

Red:
Bank Infrastruktur yang diprakarasi oleh China ini akan membantu pembiayaan berbagai proyek di kawasan Asia Pasifik.
Foto: abc news
Bank Infrastruktur yang diprakarasi oleh China ini akan membantu pembiayaan berbagai proyek di kawasan Asia Pasifik.

REPUBLIKA.CO.ID, CANBERRA -- Australia dilaporkan kemungkinan besar akan bergabung menjadi anggota Bank Investasi Infrastruktur Asia yang diprakarsai oleh China.

Media Fairfax di Australia melaporkan bahwa Komite Keamanan Nasional Kabinet Australia sudah menyetujui hal tersebut.

Setelah persetujuan tersebut, kabinet Australia pimpinan Perdana Menteri Tony Abbott harus menyetujui dan kabinet yang akan bertemu hari Senin diperkirakan akan melakukan hal tersebut.

Keterlibatan Australia di bank tersebut sudah menimbulkan berbaga perdebatan, dengan beberapa menteri khawatir karena Amerika Serikat memutuskan untuk tidak bergabung.

Bank yang dibentuk untuk membantu pembiayaan berbagai proyek infrastruktur di Asia dan Pasific tersebut mirip dengan kerja lembaga donor lain seperti Bank Dunia. Sementara Bank Pembangunan Asia akan memiliki modal sekitar $ 100 miliar.

Australia dilaporkan bisa menanam investasi sekitar $ 3 miliar di bank tersebut.

Perdana Menteri Tony Abbott sendiri sudah memberi pertanda bahwa Australia patut bergabung dengan bank tersebut.

PM Abbott mengatakan tujuan bank tersebut mulia namun keputusan final belum lagi diambil.

"Yang kami lihat adalah bahwa apa yang dilakukan oleh Bank Investasi Infrastruktur Asia ini konsisten dengan apa yang kami lakukan di dalam negeri," katanya baru-baru ini.

"Kami ingin membangun infrastruktur, kami ingin mengurangi pajak, kami ingin mengurangi peraturan yang tidak membantu dunia bisnis, kami ingin agar kreatifitas warga kami melesat."

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement