REPUBLIKA.CO.ID, YANGON -- Presiden Myanmar Thein Sein menolak kecaman yang menyatakan pemerintahannya mandek melakukan perubahan penting. Dia membela peran kuat tentara di politik.
Sein bersikeras negaranya berada di jalan menuju demokrasi sejati.
"Perubahan kami langkah demi langkah. Tidak ada kemunduran. Kami sekarang di jalur menuju demokrasi, tapi dengan kecepatan tetap," katanya, Jumat (20/3).
Ia juga menyatakan tentara harus terlibat dalam politik negara. Di bawah undang-undang dasar negara itu, angkatan bersenjata mendapat seperempat dari jumlah kursi di parlemen dan beberapa jabatan kunci kabinet.
"Agak sulit memberikan kerangka waktu untuk mengurangi peran itu. Tapi, saya dapat meyakinkan anda saat kami matang dalam demokrasi di negara kami, peran tentara di parlemen akan berkurang secara bertahap," kata Sein.