Sabtu 21 Mar 2015 07:37 WIB

Presiden Myanmar Sangkal Militer Hambat Demokrasi

Myanmar President Thein Sein delivers his speech to the media during his visit at the Malacanang Presidential Palace in Manila December 5, 2013.
Foto: Reuters/Aaron Favila/pool
Myanmar President Thein Sein delivers his speech to the media during his visit at the Malacanang Presidential Palace in Manila December 5, 2013.

REPUBLIKA.CO.ID, YANGON -- Presiden Myanmar Thein Sein menolak kecaman yang menyatakan pemerintahannya mandek melakukan perubahan penting. Dia membela peran kuat tentara di politik.

Sein bersikeras negaranya berada di jalan menuju demokrasi sejati.

"Perubahan kami langkah demi langkah. Tidak ada kemunduran. Kami sekarang di jalur menuju demokrasi, tapi dengan kecepatan tetap," katanya, Jumat (20/3).

Ia juga menyatakan tentara harus terlibat dalam politik negara. Di bawah undang-undang dasar negara itu, angkatan bersenjata mendapat seperempat dari jumlah kursi di parlemen dan beberapa jabatan kunci kabinet.

"Agak sulit memberikan kerangka waktu untuk mengurangi peran itu. Tapi, saya dapat meyakinkan anda saat kami matang dalam demokrasi di negara kami, peran tentara di parlemen akan berkurang secara bertahap," kata Sein.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement