REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Gedung Putih meragukan klaim ISIS dalam pengeboman di dua masjid di ibukota Yaman, Sanaa, Jumat (20/3). AS mengecam insiden yang menewaskan 137 orang dan melukai sekitar 300 orang itu.
Juru bicara Gedung Putih Josh Earnest mengatakan ISIS bisa salah mengklaim tanggung jawab. ''Sepertinya klaim semacam ini dibuat untuk membuat persepsi yang menguntungkan upaya propaganda mereka,'' kata Earnest pada wartawan, dikutip BBC.
Beberapa waktu pasca serangan, ISIS mengunggah klaim tanggung jawab atas serangan dalam akun Twitter mereka. Mereka juga mengancam akan melakukan serangan lain. Ini adalah klaim pertama mereka sejak membuka cabang di Yaman pada November 2014.
''Biarkan Houthi musyrik mengetahui tentara ISIS tidak akan beristirahat sampai kita selesai mencabuti mereka,'' kata pernyataan tersebut. Dua kelompok Alqaidah atau ISIS yang merupakan kelompok Sunni bermusuhan dengan Houthi Yaman.
Yaman adalah basis kuat Alqaidah di semenanjung Arab. Mereka juga sering melakukan serangan bunuh diri pada pendukung Houthi. Namun mereka menyangkal tuduhan atas pengeboman dua mesjid di Sanaa.
Mereka mengatakan pemimpin Ayman Al Zawahri menginstruksikan untuk tidak menargetkan masjid atau pasar.
Pada Jumat, pesawat perang juga menargetkan istana kepresidenan di Aden. Ajudan Presiden Hadi mengatakan Hadi tidak terluka. Beberapa pejabat menuduh pesawat tersebut diterbangkan oleh pilot sekutu dari Houthi dan oposisi Ali Abdullah Saleh.
Sebuah laporan menyebutkan militan Alqaidah telah mengambil alih wilayah kota selatan Al Houta. Mereka mengambil alih barak dan gedung pemerintah. Mereka juga membunuh beberapa petugas.