REPUBLIKA.CO.ID, BRUSSELS -- Dirjen Pendidikan Islam Kementrian Agama Kamaruddin Amin mengatakan siap membantu Muslim Belgia dalam mengadvokasi warga Muslim agar terintegrasi dengan komunitas Eropa yang lebih luas. Ia pun menanyakan apakah anak-anak muda Muslim Belgia mendapatkan pendidikan Islam yang memadai.
"Pendidikan, menurut saya, menjadi isu mendasar bagi Muslim Eropa. Apakah mereka mendapatkan pengetahuan tentang Islam yang benar, Islam yang mengajarkan nilai-nilai kebajikan, seperti toleransi, persamaan hak, kesetaraan gender, kasih sayang terhadap sesama, demokrasi, dan sebagainya. Itu bisa dimulai dari pendidikan Islam yang baik,'' ujar Kamaruddin.
Menurut Kamaruddin, warga Muslim Eropa tak cukup hanya menyalahkan sistem yang ada dan membenturkan kepentingan Muslim vis-a-vis Kristen.
"Kalangan Muslim harus introspeksi diri juga, apakah selama ini mereka well at home dan mampu berintegrasi dengan masyarakat Eropa di mana sekarang mereka tinggal,'' jelasnya.
Menurut Kamaruddin Amin, internal mereka sendiri banyak perbedaan akibat dari latar belakang dan asal negara. ''Intinya, warga Muslim Eropa juga harus introspeksi dan retrospeksi,'' paparnya menjelaskan.
Kamaruddin menegaskan, pihaknya bersedia membantu kesulitan yang dialami masyarakat Muslim Eropa, tentu sesuai kewenangannya dalam bidang pendidikan Islam.
Di hadapan delegasi ENAR dan CIAB, ia menyebutkan tindakan konkret Indonesia memperkenalkan Islam ke Belgia adalah membuka program S-2 Kajian Islam dan Studi Agama di Katholieke Universiteit Leuven (KUL).
"Dosen yang akan kita kirim ke KUL bukan hanya mengajar studi Islam, tapi mereka akan kami beri tugas tambahan, yakni meneliti dan mempromosikan Islam Indonesia ke kalangan masyarakat Eropa, Muslim dan non-Muslim. Kemenag berkepentingan mempromosikan pendidikan Islam Indonesia dan menjadi kiblat pendidikan Islam bagi dunia,'' jelasnya menambahkan.