REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING - Internasional Forum Moneter (IMF) mengkritik sikap Cina yang hendak menggelontorkan sejumlah dana pada negara berkembang sebagai pinjaman multilateral. IMF menyebut sikap Cina menunjukkan persaingan sebagai lembaga keuangan.
Sekretaris Jendral Internal IMF, Jin Liqun mengatakan, sikap yang ditunjukkan Cina menyebabkan negara berkembang berpikir dua kali untuk mengajukan pinjaman ke IMF dan Asia Investmen Bank (AIIB). IMF dalam hal ini menilai, tindakan China mencoba untuk mendominasi kuasa modal.
"China harus memikirkan ulang dampak dari kucuran dana tersebut, jangan sampai langkah itu malah memberatkan negara berkembang dan mencekik dengan pinjaman multirateral tersebut," ujar Jin Liqunn seperti dilansir oleh Channel News Asia, Senin (23/3).
Cina berencana akan menggelontorkan dana senilai 500 miliar dolar AS ke negara berkembang. Ada sekitar 27 negara yang sudah menandatangani kesepakatan tersebut. Dana tersebut rencananya mulai dioperasikan akhir 2015.
Meski merasa tersaingi, IMF sesungguhnya mengapresiasi langkah Cina yang hendak menjadi mayoritas pemilik saham di negara berkembang. Namun, melihat hubungan diplomatik Cina yang buruk pada beberapa negara IMF memberikan peringatan bagi Cina untuk bisa mempertimbangkan kembali rencana tersebut.