REPUBLIKA.CO.ID, SINGAPURA - Lee Kuan Yew dipandang sebagai sosok penting dalam era pascakolonial Asia. Ia dipandang sebagai sang transformator, pengubah Singapura dari negara jajahan Inggris sebagai kota global hanya dalam waktu satu generasi. Ia pun dinilai sebagai peletak jejak pembangunan ekonomi yang berkembang dan kini ditiru oleh Cina dan Dubai.
Lee menghembuskan napasnya Senin (23/3) di Singapore General Hospital setelah sebelumnya menjalani perawatan selama beberapa pekan.
Dikutip dari Reuters, Lee merupakan pemimpin yang memilih Bahasa Inggris sebagai bahasa kerja di Singapura. Pilihan tersebut diambil untuk menjaga perdamaian antara mayoritas keturunan Cina yang hidup di Singapura dengan suku Melayu dan India yang merupaka minoritas. Ia juga fokus menciptakan Singapura yang bersih dan hijau.
Pengacara lulusan Cambridge ini adalah pemimpin People Action Party, partai yang telah memenangkan Singapura selama enam tahun sebelum kemerdekaannya. Tahun ini Singapura merayakan 50 tahun kemerdekaan.
Lee meninggal pada usia 91 tahun akibat pneumonia berat.