Senin 23 Mar 2015 05:21 WIB

Lee Kuan Yew Meninggal, Singapura Menangis

Warga Singapura meletakkan karangan bunga dan kartu mengharapkan kesembuhan Lee Kuan Yew yang sempat dirawat di Singapore General Hospital sebelum meninggal, Senin (23/3).
Foto: Reuters
Warga Singapura meletakkan karangan bunga dan kartu mengharapkan kesembuhan Lee Kuan Yew yang sempat dirawat di Singapore General Hospital sebelum meninggal, Senin (23/3).

REPUBLIKA.CO.ID, SINGAPURA - Kematian akibat pneumonia berat yang diidap mantan PM Singapura, Lee Kuan Yew, membuat rakyat Singapura menangis. Selama dirawat sejak 5 Februari lalu di Singapore General Hospital, ribuan bunga dan kartu ucapan ditinggalkan di depan rumah sakit.

Di halaman Facebook sang perdana menteri, warga Singapura, Nurhidayah Osman, menulis ucapan terima kasihnya untuk Lee. ''Terima kasih telah memberi kami, warga Singapura, negara yang hebat untuk ditinggali, negara yang sangat saya banggakan, negara yang bisa membuat saya pergi malam dan tidak ketakutan.''

Ribuan orang, dikutip dari Reuters, akan menyampaikan penghormatan terakhir mereka di Istana yang terletak di Orchard Road.

Mantan PM Singapura Goh Cok Tong mengatakan ia tak bisa menahan tangisnya saat mendengar kabar duka tersebut. Lee meninggal Senin dinihari (23/3). ''Dia adalah pemimpin saya, mentor, inspirasi, pria yang sangat saya pandang,'' ucap Goh yang menjabat setelah Lee.

Sejumlah kepala negara diharapkan terbang ke Singapura untuk menghadiri pemakaman Lee. Istri Lee, Kwa Geok Choo, merupakan warga Singapura terakhir yang menerima prosesi pemakaman kenegaraan. Ketika itu di 2010 peti matinya dibawa dalam seremoni dengan senjata tentara.

Ban Ki-moon, sekjen PBB, mengatakan Lee Kuan Yew akan diingat sebagai salah satu pemimpin Asia yang paling inspiratif. ''Saat Singapura tahun ini memasuki kemerdekaannya yang ke-50, sosok founding father (Lee) akan diingat,'' ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement