REPUBLIKA.CO.ID, KOPENHAGEN -- Denmark dikabarkan akan bergabung dengan sistem pertahanan antirudal NATO. Namun, Rusia mengancam akan mengarahkan rudal ke kapal perang negara tersebut.
Menanggapi hal itu, juru bicara NATO Oana Lungescu mengatakan Denmark adalah anggota setia aliansi dan NATO akan mempertahankan semua sekutu dari ancaman apapun.
"Sudah jelas pertahanan rudal balistik NATO tidak ditujukan pada Rusia atau negara manapun, tetapi dimaksudkan untuk mempertahankan diri dari ancaman rudal," kata dia.
Keputusan ini diakui Lungescu telah diambil lama. Ia juga terkejut dengan penyataan yang dibuat Duta Besar Rusia untuk Denmark Mikhail Vanin terkait ancaman pengarahan rudal tersebut. "Pernyataan seperti itu tidak menginspirasi kepercayaan atau konribusi terhadap prediktabilitas, perdamaian atau stabilitas," tambahnya.
Ketegangan antara Rusia dan Barat tumbuh sejak pengenaan sanksi ekonomi terhdap Rusia atas pemberontakan pro-Rusia di timur Ukraina. NATO mencatat adanya peningkatan aktivitas angkatan laut Rusia dan angkatan udara di wilayah Nordic.
Komandan militer NATO, Angkatan Udara Amerika Serikat (AS) Jenderal Philip Breelove mengatakan dalam dalam konferensi di Brussels, Ahad (22/3), komentar Vanin merupakan langkah berikutnya dalam kampanye melawan negara-negara yang tergabung dengan sistem pertahanan rudal.
Ia menuturkan, Rusia dan negara antisistem pertahanan akan menekan tiap negara yang berencana bergabung dengan sistem NATO tersebut seperti yang sempat dialami Rumania dan Polandia.
"Sekarang, orang lain yang ingin bergabung ke sistem defensif ini akan berada di bawah tekanan diplomatik dan politik," ujarnya.