Senin 23 Mar 2015 08:41 WIB

Masalah Air Makin Pelik, Sekjen PBB Desak Ada Kerjasama Serius

 Pengunjuk rasa dari Koalisi Rakyat Untuk Hak Atas Air (Kruha) beraksi teatrikal dalam rangka Hari Air Sedunia di Bundaran HI, Jakarta, Sabtu (22/3). ( Republika/Aditya Pradana Putra)
Pengunjuk rasa dari Koalisi Rakyat Untuk Hak Atas Air (Kruha) beraksi teatrikal dalam rangka Hari Air Sedunia di Bundaran HI, Jakarta, Sabtu (22/3). ( Republika/Aditya Pradana Putra)

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon mendesak dilancarkannya kerja sama dan inovasi dalam menanggulangi tantangan yang berkaitan dengan air. Pasalnya, lebih satu dari 10 orang di dunia masih memerlukan tambahan pasokan air.

"Kita mengandalkan air buat kesehatan masyarakat dan kemajuan yang layak, itu penting buat keamanan pangan dan energi, dan itu menjadi gantungan berfungsinya industri," kata Ban di dalam pesan untuk memperingati Hari Air Dunia, Ahad (22/3).

Ia menyatakan akses ke air minum yang aman dan kebersihan masih menjadi masalah mendesak yang dihadapi umat manusia Sebanyak 750 juta orang tak memiliki akses ke pasokan air yang ditingkatkan. Sementara, 2,5 miliar orang masih hidup tanpa kebersihan yang layak. Sebanyak satu miliar orang masih buang hajat di tempat terbuka.

"Perempuan dan anak-anak, khususnya, terpengaruh oleh kekurangan ini, sebab bukan hanya kesehatan mereka terancam tapi banyak jam terbuang sia-sia dalam kegiatan yang tidak produktif dan kadangkala berbahaya untuk mengumpulkan air," katanya.

Pemimpin PBB itu menegaskan mustahil bisa mewujudkan dunia yang bermartabat, sehat dan makmur untuk semua sebelum permasalahan air ini dibereskan. "Untuk menangani banyak tantangan yang berkaitan dengan air, kita harus bekerja dalam semangat kerja sama yang mendesak, terbuka bagi inovasi dan gagasan baru, dan bersiap untuk berbagi penyelesaian yang kita semua perlukan bagi masa depan yang berkesinambungan," kata dia.

 

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement