REPUBLIKA.CO.ID, WOLVERHAMPTON -- Presiden Asosiasi Muslim Ahmadiyyah Wolverhampton, Muhammad Yaseen Khan merasa terganggu dengan sikap sejumlah orang yang melakukan pembunuhan atas nama Islam. Khan merasa hal itu adalah sebuah penghinaan.
Khan justru menyampaikan sikap patriotisme tinggi untuk membela Britania Raya. Ia kini meminta pemerintah mengawasi masjid secara lebih ketat untuk menyingkirkan radikalisasi.
"Khotbah Jumat harus diawasi Home Office (Kementerian Dalam Negeri)," ujar Khan seperti dikutip Express and Star, Ahad (23/3).
Khan menjelaskan, waktu shalat Jumat merupakan waktu tersibuk dalam masjid. Khan menilai jika tidak ada yang disembunyikan maka tidak ada salahnya pemerintah mengawasi aktivitas di suatu masjid.
"Ini harus menjadi upaya kita bersama untuk mencintai negara," ujar pria berusia 64 tahun itu.
Khan menilai di sejumlah masjid terdapat khutbah-khutbah bermuatan kebencian. Para khatib tersebut, dibiarkan masuk ke dalam Inggris dan boleh tinggal tanpa pengawasan.
Dia menambahkan pemerintah Inggris terlalu terbuka di sektor imigrasi. Penduduk kulit putih Inggris tidak berani menyampaikan hal ini karena takut mendapatkan label rasis.
"Mereka meracuni pikiran anak-anak muda. Terkadang hal itu disampaikan di masjid atau bahkan di internet. Para orangtua punya tanggung jawab mengawasi apa yang mereka lakukan ketika sedang online," ujar Khan.